Wusshh!Sang Hyang Guru Dewa tiba-tiba saja mengibaskan tangannya, selendang selempang yang tadi ada di tubuhnya, tiba-tiba saja sudah melesat memanjang ke arah Bintang dan Una Lyn. Begitu cepatnya, sampai-sampai Una Lyn dan Bintang tidak sempat bereaksi. Selendang yang memanjang itu dengan sangat cepatnya, melilit tubuh keduanya.Kini tubuh keduanya sudah terbungkus oleh selendang putih milik Sang Hyang Guru Dewa, dan seketika saja keduanya merasakan tenaga mereka lenyap seperti tertelan ke dalam sebuah dasar yang tak berujung. Una Lyn yang masih memiliki kekuatan tenaga dalam, berusaha untuk melepaskan diri dari lilitan selendang itu, tapi tetap saja Una Lyn tak merasakan tenaga miliknya bereaksi, sementara Bintang yang memang sudah tidak memiliki tenaga inti didalam tubuhnya, tak bisa berbuat apa-apa.Bukan hanya tubuh yang tidak bisa mereka gerakkan, bahkan Bintang dan Una Lyn merasakan suara merekapun tidak bisa keluar dari mulut mereka. Beberapa kali keduanya mencoba berbicara u
Pertarungan keduanya menimbulkan ledakan-ledakan dahsyat yang mengakibatkan energi gelombang ledakan itu menyebar kemana-mana.Tak!Jari tangan Sang Hyang Guru Dewa kembali bergerak, putaran ingatan Una Lyn kembali berhenti. Lagi-lagi ada sesuatu yang menarik perhatian Sang Hyang Guru Dewa hingga Dia menghentikan putaran ingatan Una Lyn. Di mana di putaran ingatan itu, Sang Hyang Guru Dewa dapat melihat bagaimana energi gelombang ledakan yang terjadi dari pertarungan Anubis dan Jejaka Emas yang telah mengancam semua yang ada ditempat itu, tiba-tiba saja sebuah medan energi terbentuk hingga menyelamatkan semuanya. Yang membuat Sang Hyang Guru Dewa tertarik adalah, orang yang datang dan membentuk medan energi itu adalah pemuda biasa itu yang tiba-tiba saja muncul ditempat itu. Kali ini Sang Hyang Guru Dewa kembali menghentikan perputaran ingatan itu.‘Dia datang secara tiba-tiba dan melindungi semua orang, lalu Anubis yang menjadi lawannya dimana? Apakah dia berhasil mengalahkannya’ mem
Segelombang angin menyejukkan menyambar sosok Bintang dan Una Lyn. Bintang kini dapat merasakan tenaga luarnya mulai berangsur pulih, Una Lyn pun dapat merasakan tubuhnya yang mulai segar kembali.Wuissshh!Sang Hyang Guru Dewa kembali mengibaskan tangannya, dan ajaib. Di dekat Bintang dan Una Lyn muncul sebongkah batu pualam setinggi lutut orang dewasa.“Mari, silahkan duduk Tuan dan Nona” Sang Hyang Guru Dewa mempersilahkan Bintang dan Una Lyn untuk duduk. Una Lyn yang awalnya ragu. Tapi melihat yang kemudian duduk, akhirnya dia ikut duduk.Sementara itu kedua dewa pengawal yang ada dibelakang Sang Hyang Guru Dewa, sangat heran dengan sikap yang dipertunjukkan Sang Hyang Guru Dewa yang terlihat sangat menghormati keduanya. Belum pernah Sang Hyang Guru Dewa berlaku demikian kepada siapapun, karena kedudukannya sebagai dewa tertinggi dan pemimpin para dewa-dewi di negeri atas langit.Sang Hyang Guru Dewa terus menatap kearah Bintang dengan tatapan yang penuh arti. Hingga akhirnya dia
“Benda pusaka..” ulang Bintang dengan wajah berubah.“Benar, benda pusaka. Coba kau ingat-ingat, benda pusaka apa yang kau miliki saat ini yang kekuatannya melebihi kekuatan Mode Cosmic”Bintang terdiam mendengar kata-kata Sang Hyang Guru Dewa, ia mencoba mengingat-ngingat tentang benda pusaka yang dimilikinya.Setelah cukup lama memikirkan hal itu, pilihan Bintang jatuh kepada salah satu benda pusakanya, pemberian sang Dewi Nuwa, karena hanya pusaka itu yang menurut Bintang, pusaka paling kuat yang dimilikinya saat ini. Maka Bintang pun segera mengangkat tangan kanannya.Plashh..!Tiba-tiba di jari manis Bintang muncul sebuah cincin dengan kilauan warna warni, dan semakin lama cincin itu semakin mengeluarkan cahaya terang yang menerangi seluruh tempat itu, begitu terang dan silaunya, sampai-sampai Una Lyn, Sang Hyang Guru Dewa dan kedua dewa pengawal harus menutupi matanya dengan lengannya. Cahaya warna warni yang menyilaukan itu tampak secara perlahan mulai meringkupi sekujur tubuh
Sang Hyang Guru Dewa terlihat menarik nafas lega dan berucap, “Syukurlah kalau begitu. Karena perbuatan Jejaka Emas, para dewapun terpaksa harus ikut dalam peperangan ini”“Peperangan ini akan berat... Sangat berat” desah Sang Hyang Guru Dewa dengan nafas panjang. “Bukan hanya karena Cincin Sulaiman yang dimiliki oleh Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal yang aku khawatirkan, tapi ada yang lebih buruk dari itu”Kening Bintang berkerut mendengar hal itu. Dengan penasaran, Bintang bertanya, “Apa yang lebih buruk dari itu Sang Hyang Guru?”“Aku menyirap kabar, kalau Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal telah menyempurnakan ilmunya dan ilmu ini jauh lebih dahsyat dari pusaka Cincin Sulaiman”Wajah Bintang berubah terkejut mendengar hal itu, karena ; “Ilmu apa yang jauh lebih dahsyat dari kekuatan Cincin Sulaiman, Sang Hyang Guru?”. Bintang merasa, Cincin Sulaiman adalah pusaka terkuat yang mampu membuat semua mahluk di dunia ini tunduk dibawah perintah pemilik Cincin Sulaiman yang dalam hal ini dim
Kita coba melihat ke salah satu tenda.“Hai Ruhcinta, sudahi rasa bersedihmu. Besok kita akan berperang dan kemungkinan kita akan hidup sangat kecil sekali. Lebih baik kau menikmati hidup” ucap salah seorang nenek kepada seorang gadis berparas cantik yang terlihat tengah tenggelama di dalam kesedihannya. Kedua matanya sejak tadi terus mengeluarkan air mata. Mendengar nenek itu menyebut nama gadis itu Ruhcinta. Maka kita tentu bisa tahu, siapa adanya ketiga orang yang ada disekitar Ruhcinta.Mereka adalah Pitampi alias Jin Budiman, Ruhmasigi atau yang lebih dikenal sebagai Jin Lembah Paekatakhijau, dia adalah guru Ruhcinta yang baru saja berkata kepada Ruhcinta. Sedangkan seorang nenek yang ada disebelahnya adalah seorang nenek aneh. Sekujur tubuhnya ditutupi akar-akar panjang berwarna coklat gelap. Di atas kepalanya yang ditumbuhi rambut kelabu tipis dia seperti menjulang satu pendupaan berbentuk kerucut terbalik. Kerucut aneh ini berwarna merah dan mengepulkan asap angker. Sepasang m
“Aku tak perduli dengan perang yang akan terjadi, aku akan terus mencarimu suamiku, biar ke ujung dunia sekalipun” kata gadis itu lagi seraya bersiap untuk berkelebat lagi. Tapi tiba-tiba saja sebuah suara membuat gadis itu menghentikan niatnya untuk berkelebat pergi.“Kau tak perlu mencariku sampai ke ujung dunia, istriku”Degh!Gadis itu merasa jantungnya berhenti berdetak, tapi dia cepat menyadari keadaannya. Lalu dengan cepat dia berbalik ke arah asal suara.“Hai B-B-Bintang...!” ucapnya dengan suara bergetar. Beberapa langkah dihadapannya memang tengah berdiri sesosok pemuda yang memang tak lain adalah Bintang adanya. Bintang tampak tersenyum kearahnya,“Kemarilah Ruhrembulan...” kata Bintang mengembangkan kedua tangannya. Rupanya sosok itu adalah Ruhrembulan.“Hai suamiku...” Ruhrembulan langsung berkelebat cepat ke arah Bintang dan langsung memeluk tubuh Bintang dengan erat. Untuk sesaat terdengar sesugukan dan bahunya yang terguncang dipelukan Bintang. Ruhrembulan menangis.“I
MALAM terus berlanjut.“Hai Dewi Awan Putih. Tunggu!” langkah dara jelita Dewi Awan Putih terhenti saat mendengar ada yang memanggil namanya, saat ia berbalik. Ia dapat melihat Jejaka Emas yang tengah datang menghampirinya. Dengan senyum kerennya, Jejaka kini sudah ada dihadapan Dewi Awan Putih.“Ada apa, Hai Jejaka?” tanya Dewi Awan Putih dingin.Jejaka Emas yang sudah berusaha mendekati Dewi Awan Putih dalam beberapa hari ini, selalu merasa heran dengan sikap dingin yang ditunjukkan oleh Dewi Awan Putih padanya. Tapi hal itu justru semakin membuat Jejaka bersemangat untuk mendapatkan Dewi Awan Putih sebagai kekasihnya. Selama ini tak ada dewi ataupun perempuan dari bangsa jin maupun manusia yang bisa lepas dari jerat pesonanya.“Aku ingin membicarakan sesuatu yang cukup penting denganmu, Hai apa kau ada waktu untukku”Dewi Awan Putih terdiam sejenak, lalu kemudian berkata, “Bicaralah...” katanya masih dengan sikap dinginnya.“Mengenai para dewi, apakah Ratu Dewi dan Bunda Dewi akan