Dhuagg! Dhuagg! Dhuagg!Beberapa kali terlihat Bintang menepis bola-bola merah itu dengan kibasan tangannya, hingga bola-bola merah itu terpental jauh.Dhuar!!! Dhuar!!! Dhuar!!! Dan meledak disana sini.Sementara jarak diantara kedunya semakin lama semakin dekat.Wusshh!Tubuh Bintang tiba-tiba saja menghilang dari pandangan, bukan menghilang dalam arti yang sebenarnya, melainkan tubuh Bintang tak terlihat karena kecepatan yang sangat luar biasa.Anubis menyadari dengan cepat, kalau saat ini lawannya sudah berada jauh diatasnya. Maka ;Dugh!Anubis menghentakkan tongkat ditangannya ke tanah.Zrraaab!Sosok Anubis langsung diselimuti energi cahaya keunguan yang sangat kuat.Wusshh!Tongkat yang tadi dihentakkan ke tanah, dicabut dan sosok Anubis sendiri, juga ikut menghilang dari pandangan.Dhuar! Dhuar! Dhuar!Terjadi ledakan di berbagai tempat di udara kosong!Apa yang sebenarnya terjadi?!Saat ini, sebenarnya Anubis dan Bintang tengah bertarung sangat sengit dengan kecepatan yang s
PERTARUNGAN sengit antara Anubis dan Jejaka Emas terus berlangsung. Kecepatan keduanya sudah mencapai kecepatan cahaya. Anubis dengan senjata tongkat ditangan, Jejaka Emas dengan senjata sepuluh gelangnya.Dhuar! Dhuar! Dhuar!Ledakan demi ledakan terus terjadi. Baik Anubis maupun Jejaka Emas terus saling jual beli serangan tanpa henti. Kedua-duanya seakan tak ingin mengalah satu sama lain.Entah seberapa keduanya bertarung, tak terlihat tanda-tanda akan berhenti. Hingga ;Bummm..! Bummm..! Bummm..!Bleegarrrr!!!Satu ledakan keras kembali terjadi, kali ini ledakan keras itu sampai membuat tempat itu bergoncang seperti dilancar gempa skala sedang.Sosok Anubis dan Jejaka Emas terlihat sama-sama melompat mundur.Dagghhh!Anubis menghentakkan tongkatnya ke tanah, dan ;Werrrr...!!!Selarik sinar keunguan sebesar bola kaki melesat dengan cepat ke arah Jejaka Emas. Dan semakin mendekati sosok Jejaka Emas, larik sinar keunguan itu terus semakin membesar.Jejaka Emas sepertinya menyadari ka
Beberapa waktu sebelumnya, pertarungan Bintang dengan mahluk bernama Anubis, Si Dewa Kematian memang tengah berlangsung dengan sangat sengit. Anubis dengan energi keunguan yang menutupi sekujur tubuhnya, berhadapan langsung dengan Bintang dengan Reinkarnasi Raja Bintangnya yang sudah sempurna. Di padu dengan jurus pusaka Bintangmas.Walau terlihat seimbang, tapi sesungguhnya. Saat ini, Bintang masih berada diatas angin. Reinkarnasi Raja Bintang dan jurus pusaka Bintangmasnya benar-benar membuat Anubis tidak bisa banyak berbuat apa-apa. Kalaupun Anubis melancarkan serangan, Bintang selalu mematahkannya dengan sangat mudah. Sementara, beberapa kali serangan Bintang yang membuat Anubis kewalahan.Peraduan Reinkarnasi Raja Bintang dan jurus pusaka Bintangmas ditambah senjata pusaka bintangmas yang Bintang gunakan untuk menyerang lawannya, benar-benar membuat Anubis kewalahan. Hingga saat Bintang mengerahkan jurus ketiga dari bintangmas, Bintang Timur, ‘Menaklukkan Dewa’.Dess! Dess!! Dess
Bintang yang mendengar hal itu, selagi terus mempertahankan kekuatan Monochrome Dimension, Bintang menoleh ke arah Una Lyn. Terlihat darah masih terus merembes keluar dari mulut Bintang.“Pergilah menjauh dari sini Lyn.. ku mohon”Una Lyn menggelengkan kepalanya sebelum menjawab, “Sudah kukatakan, aku tak akan pergi dari sini. Bila memang harus mati, aku akan mati bersamamu ditempat ini!” Una Lyn tahu, saat ini, Bintang tengah bertaruh hidup dan mati, tak mungkin bagi dirinya untuk pergi meninggalkannya. Dia lebih rela mati bersama Bintang, daripada harus kehilangan orang yang dicintainya.“Jangan khawatir Lyn, aku tak akan mati. Aku punya rencana!”“Rencana? Apa rencanamu?!”Bintang menarik nafas panjang sebelum akhirnya berkata, “Aku bisa mengalahkan salah satu dari mahluk itu sebelumnya, Lyn. Dan aku yakin juga bisa mengatasi yang satu ini. Hanya saja...“ Bintang berhenti sejenak, Una Lyn terlihat penasaran dengan kelanjutannya, tapi dia tetap diam menanti.Melihat Una Lyn yang tet
Bintang yang mendengar hal itu, selagi terus mempertahankan kekuatan Monochrome Dimension, Bintang menoleh ke arah Una Lyn. Terlihat darah masih terus merembes keluar dari mulut Bintang. “Pergilah menjauh dari sini Lyn.. ku mohon” Una Lyn menggelengkan kepalanya sebelum menjawab, “Sudah kukatakan, aku tak akan pergi dari sini. Bila memang harus mati, aku akan mati bersamamu ditempat ini!” Una Lyn tahu, saat ini, Bintang tengah bertaruh hidup dan mati, tak mungkin bagi dirinya untuk pergi meninggalkannya. Dia lebih rela mati bersama Bintang, daripada harus kehilangan orang yang dicintainya. “Jangan khawatir Lyn, aku tak akan mati. Aku punya rencana!” “Rencana? Apa rencanamu?!” Bintang menarik nafas panjang sebelum akhirnya berkata, “Aku bisa mengalahkan salah satu dari mahluk itu sebelumnya, Lyn. Dan aku yakin juga bisa mengatasi yang satu ini. Hanya saja...“ Bintang berhenti sejenak, Una Lyn terlihat penasaran dengan kelanjutannya, tapi dia tetap diam menanti. Melihat Una Lyn yan
Melihat Jejaka Emas melompat menjauh, Bintang kembali menarik tangan Cosmic-nya, lalu dengan cepat berbalik ke arah Anubis. Tanpa ragu, Bintang langsung mengulurkan tangannya ke arah dada Anubis.Anubis yang melihat hal itu, sempat bergerak reflek mengibaskan tangannya untuk menyapih tangan cosmic Bintang. Tapi kedua matanya makin membeliak besar saat melihat tangannya hanya mengapih angin, karena sapihan tangannya hanya melewati tangan cosmic Bintang yang seperti bayangan.Bintang sendiri yang sudah mengetahui kehebatan Mode Cosmic miliknya yang mampu menembus apa saja, segera meneruskan uluran tangannya ke arah dada Anubis. Sasarannya jelas, kristal yang membelenggu jantung Anubis.Begitu Bintang berhasil menggenggamnya, Bintang langsung meremasnya, hingga kristal itu langsung sirna menjadi debu-debu halus yang bahkan tak terlihat oleh mata. Selanjutnya Bintang menarik kembali tangannya keluar dari dada Anubis.Apa yang terjadi begitu cepat? Sampai-sampai Anubis tak sempat bereaksi.
Malam itu, kota jin dipenuhi oleh ribuan bangsa jin yang akan menghadiri pertemuan tersebut. Rumah kediaman Maithatarun sebagai kepala negeri kota jin dipilih sebagai tempat pertemuan.Dalam pertemuan itu, hadir pula 2 bangsa manusia, Jiu Long dan Jaka Samudra. Juga seorang bangsa dewa yang saat ini tengah menjadi buah bibir semua orang. Dia adalah Jejaka Emas.Saat ini, semua bangsa jin tengah memperhatikan kearah Jejaka Emas, kehebatannya dalam menghadapi mahluk Anubis membuat geger para bangsa jin, tapi yang paling mengembirakan bagi mereka adalah para dewa juga akan ikut berperang bersama mereka menghadapi Maharaja Jin dan pasukannya.Jejaka Emas sendiri seakan tak perduli dengan perhatian semua orang terhadapnya. Saat ini, matanya terlihat memandang penuh minat kearah sosok jelita yang ada ditempat itu. Salah satu sosok yang menarik perhatian Jejaka Emas adalah sosok seorang perempuan berwajah cantik. Tubuhnya yang berkulit putih mulus terbungkus oleh pakaian putih yang terbuat d
Kini semua perhatian langsung tertuju ke arahnya, semua mengagumi kecantikan Dewi Awan Putih. Sebagian sudah kenal dengan sosok sang dewi ini, tapi kebanyakan dari bangsa jin yang ada ditempat itu belum pernah bertemu malah dengan sang dewi. Makanya kemunculan Dewi Awan Putih ditempat itu sungguh sangat menakjubkan untuk mereka.Dewi Awan Putih menyadari kalau dirinya saat ini menjadi pusat perhatian, maka dengan cepat dia menangkupkan kedua tangannya didepan dada. “Maaf.. Aku terlambat”Mata birunya yang indah terlihat menatapi orang-orang yang ada ditempat itu, seperti tengah mencari-cari sesuatu. Hingga akhirnya senyum indah merekahnya terlihat saat melihat apa yang dicarinya. Dengan langkah yang anggun dia melangkah ke suatu arah. Menuju ke arah Ruhcinta dan Ruhrembulan berada.“Dewi Awan Putih...” Langkah Dewi Awan Putih terhenti saat sebuah suara terdengar menegurnya.Dewi Awan Putih menghentikan langkahnya, lalu berpaling kearah kirinya, dimana suara itu tadi berasal. Mata biru