Beberapa waktu sebelumnya, pertarungan Bintang dengan mahluk bernama Anubis, Si Dewa Kematian memang tengah berlangsung dengan sangat sengit. Anubis dengan energi keunguan yang menutupi sekujur tubuhnya, berhadapan langsung dengan Bintang dengan Reinkarnasi Raja Bintangnya yang sudah sempurna. Di padu dengan jurus pusaka Bintangmas.Walau terlihat seimbang, tapi sesungguhnya. Saat ini, Bintang masih berada diatas angin. Reinkarnasi Raja Bintang dan jurus pusaka Bintangmasnya benar-benar membuat Anubis tidak bisa banyak berbuat apa-apa. Kalaupun Anubis melancarkan serangan, Bintang selalu mematahkannya dengan sangat mudah. Sementara, beberapa kali serangan Bintang yang membuat Anubis kewalahan.Peraduan Reinkarnasi Raja Bintang dan jurus pusaka Bintangmas ditambah senjata pusaka bintangmas yang Bintang gunakan untuk menyerang lawannya, benar-benar membuat Anubis kewalahan. Hingga saat Bintang mengerahkan jurus ketiga dari bintangmas, Bintang Timur, ‘Menaklukkan Dewa’.Dess! Dess!! Dess
Bintang yang mendengar hal itu, selagi terus mempertahankan kekuatan Monochrome Dimension, Bintang menoleh ke arah Una Lyn. Terlihat darah masih terus merembes keluar dari mulut Bintang.“Pergilah menjauh dari sini Lyn.. ku mohon”Una Lyn menggelengkan kepalanya sebelum menjawab, “Sudah kukatakan, aku tak akan pergi dari sini. Bila memang harus mati, aku akan mati bersamamu ditempat ini!” Una Lyn tahu, saat ini, Bintang tengah bertaruh hidup dan mati, tak mungkin bagi dirinya untuk pergi meninggalkannya. Dia lebih rela mati bersama Bintang, daripada harus kehilangan orang yang dicintainya.“Jangan khawatir Lyn, aku tak akan mati. Aku punya rencana!”“Rencana? Apa rencanamu?!”Bintang menarik nafas panjang sebelum akhirnya berkata, “Aku bisa mengalahkan salah satu dari mahluk itu sebelumnya, Lyn. Dan aku yakin juga bisa mengatasi yang satu ini. Hanya saja...“ Bintang berhenti sejenak, Una Lyn terlihat penasaran dengan kelanjutannya, tapi dia tetap diam menanti.Melihat Una Lyn yang tet
Bintang yang mendengar hal itu, selagi terus mempertahankan kekuatan Monochrome Dimension, Bintang menoleh ke arah Una Lyn. Terlihat darah masih terus merembes keluar dari mulut Bintang. “Pergilah menjauh dari sini Lyn.. ku mohon” Una Lyn menggelengkan kepalanya sebelum menjawab, “Sudah kukatakan, aku tak akan pergi dari sini. Bila memang harus mati, aku akan mati bersamamu ditempat ini!” Una Lyn tahu, saat ini, Bintang tengah bertaruh hidup dan mati, tak mungkin bagi dirinya untuk pergi meninggalkannya. Dia lebih rela mati bersama Bintang, daripada harus kehilangan orang yang dicintainya. “Jangan khawatir Lyn, aku tak akan mati. Aku punya rencana!” “Rencana? Apa rencanamu?!” Bintang menarik nafas panjang sebelum akhirnya berkata, “Aku bisa mengalahkan salah satu dari mahluk itu sebelumnya, Lyn. Dan aku yakin juga bisa mengatasi yang satu ini. Hanya saja...“ Bintang berhenti sejenak, Una Lyn terlihat penasaran dengan kelanjutannya, tapi dia tetap diam menanti. Melihat Una Lyn yan
Melihat Jejaka Emas melompat menjauh, Bintang kembali menarik tangan Cosmic-nya, lalu dengan cepat berbalik ke arah Anubis. Tanpa ragu, Bintang langsung mengulurkan tangannya ke arah dada Anubis.Anubis yang melihat hal itu, sempat bergerak reflek mengibaskan tangannya untuk menyapih tangan cosmic Bintang. Tapi kedua matanya makin membeliak besar saat melihat tangannya hanya mengapih angin, karena sapihan tangannya hanya melewati tangan cosmic Bintang yang seperti bayangan.Bintang sendiri yang sudah mengetahui kehebatan Mode Cosmic miliknya yang mampu menembus apa saja, segera meneruskan uluran tangannya ke arah dada Anubis. Sasarannya jelas, kristal yang membelenggu jantung Anubis.Begitu Bintang berhasil menggenggamnya, Bintang langsung meremasnya, hingga kristal itu langsung sirna menjadi debu-debu halus yang bahkan tak terlihat oleh mata. Selanjutnya Bintang menarik kembali tangannya keluar dari dada Anubis.Apa yang terjadi begitu cepat? Sampai-sampai Anubis tak sempat bereaksi.
Malam itu, kota jin dipenuhi oleh ribuan bangsa jin yang akan menghadiri pertemuan tersebut. Rumah kediaman Maithatarun sebagai kepala negeri kota jin dipilih sebagai tempat pertemuan.Dalam pertemuan itu, hadir pula 2 bangsa manusia, Jiu Long dan Jaka Samudra. Juga seorang bangsa dewa yang saat ini tengah menjadi buah bibir semua orang. Dia adalah Jejaka Emas.Saat ini, semua bangsa jin tengah memperhatikan kearah Jejaka Emas, kehebatannya dalam menghadapi mahluk Anubis membuat geger para bangsa jin, tapi yang paling mengembirakan bagi mereka adalah para dewa juga akan ikut berperang bersama mereka menghadapi Maharaja Jin dan pasukannya.Jejaka Emas sendiri seakan tak perduli dengan perhatian semua orang terhadapnya. Saat ini, matanya terlihat memandang penuh minat kearah sosok jelita yang ada ditempat itu. Salah satu sosok yang menarik perhatian Jejaka Emas adalah sosok seorang perempuan berwajah cantik. Tubuhnya yang berkulit putih mulus terbungkus oleh pakaian putih yang terbuat d
Kini semua perhatian langsung tertuju ke arahnya, semua mengagumi kecantikan Dewi Awan Putih. Sebagian sudah kenal dengan sosok sang dewi ini, tapi kebanyakan dari bangsa jin yang ada ditempat itu belum pernah bertemu malah dengan sang dewi. Makanya kemunculan Dewi Awan Putih ditempat itu sungguh sangat menakjubkan untuk mereka.Dewi Awan Putih menyadari kalau dirinya saat ini menjadi pusat perhatian, maka dengan cepat dia menangkupkan kedua tangannya didepan dada. “Maaf.. Aku terlambat”Mata birunya yang indah terlihat menatapi orang-orang yang ada ditempat itu, seperti tengah mencari-cari sesuatu. Hingga akhirnya senyum indah merekahnya terlihat saat melihat apa yang dicarinya. Dengan langkah yang anggun dia melangkah ke suatu arah. Menuju ke arah Ruhcinta dan Ruhrembulan berada.“Dewi Awan Putih...” Langkah Dewi Awan Putih terhenti saat sebuah suara terdengar menegurnya.Dewi Awan Putih menghentikan langkahnya, lalu berpaling kearah kirinya, dimana suara itu tadi berasal. Mata biru
Kali ini, semua bangsa jin yang hadir ditempat itu terdiam mendengar kata-kata Jejaka Emas. Melihat semuanya terdiam, Jejaka Emas melanjutkan kata-katanya, “Aku yakin, Sang Hyang Guru Dewa pasti juga akan mendukung perjuanganku kali ini! Karena bila sampai kita kalah dalam peperangan kali ini. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pasti juga akan menyerang para dewa di negeri atas langit!”Sementara Jejaka Emas terus memberikan pidato perjuangannya, Jiu Long dan Jaka Samudra telah tiba dihadapan ketiga dara jelita yang tak lain adalah Ruhcinta, Ruhrembulan dan Dewi Awan Putih.Bagi ketiga dara jelita ini, apa yang disampaikan oleh Jejaka Emas sama sekali tidak menarik minat mereka, karena yang mereka khawatirkan saat ini adalah keberadaan Bintang yang tidak diketahui rimbanya. Bintang seolah lenyap bagaikan ditelan bumi.“Maaf nona-nona cantik...” Jaka Samudra lebih dulu menyapa ketiganya hingga membuat ketiga dara jelita itu berpaling ke arahnya. Dan ketiganya menatap heran kearah pemuda b
“Tidak! Aku tidak kenal siapa gadis itu”“Apa bisa kakak katakan ciri-ciri gadis itu?” tanya Dewi Awan Putih terlihat tak sabar.Jejaka Emas lalu mengatakan bagaimana ciri gadis yang menarik perhatiannya itu. Dewi Awan Putih, Ruhcinta dan Ruhrembulan kembali saling pandang satu sama lain. “Utusan maharaja jin!” ucap ketiganya hampir bersamaan saat mengenali ciri-ciri gadis itu dari penuturan Jejaka Emas.“Ini gawat! Bintang dalam bahaya!” seru Ruhrembulan khawatir.“Benar! Bisa-bisa Bintang dibawa ke Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal!” sambung Dewi Awan Putih dengan cemas.“Kita harus segera menyelamatkan Bintang, apapun yang terjadi” seru Ruhrembulan.“Bagaimana menurutmu, Ruhcinta?” tanya Ruhrembulan berbalik menatap ke arah Ruhcinta. Dewi Awan Putih juga ikut menatap kearahnya.“Ya.. Ayo kita selamatkan Bintang. Walaupun nyawa taruhannya” sahut Ruhcinta akhirnya setelah terdiam sejenak.Tanpa basa basi, ketiga gadis berparas sangat jelita inipun segera ingin beranjak pergi dari tempa