“Tidak! Aku tidak kenal siapa gadis itu”“Apa bisa kakak katakan ciri-ciri gadis itu?” tanya Dewi Awan Putih terlihat tak sabar.Jejaka Emas lalu mengatakan bagaimana ciri gadis yang menarik perhatiannya itu. Dewi Awan Putih, Ruhcinta dan Ruhrembulan kembali saling pandang satu sama lain. “Utusan maharaja jin!” ucap ketiganya hampir bersamaan saat mengenali ciri-ciri gadis itu dari penuturan Jejaka Emas.“Ini gawat! Bintang dalam bahaya!” seru Ruhrembulan khawatir.“Benar! Bisa-bisa Bintang dibawa ke Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal!” sambung Dewi Awan Putih dengan cemas.“Kita harus segera menyelamatkan Bintang, apapun yang terjadi” seru Ruhrembulan.“Bagaimana menurutmu, Ruhcinta?” tanya Ruhrembulan berbalik menatap ke arah Ruhcinta. Dewi Awan Putih juga ikut menatap kearahnya.“Ya.. Ayo kita selamatkan Bintang. Walaupun nyawa taruhannya” sahut Ruhcinta akhirnya setelah terdiam sejenak.Tanpa basa basi, ketiga gadis berparas sangat jelita inipun segera ingin beranjak pergi dari tempa
Puri Kebahagiaan. Dan kesanalah kini Una Lyn membawa Bintang. Awalnya, Bintang berharap bisa bertemu dengan istri-istrinya ditempat itu, tapi setelah tiba disana, ternyata ketiga istrinya tidak lagi berada disana.Semalaman Una Lyn berusaha menyembuhkan kondisi Bintang dengan menyalurkan hawa murninya ke tubuh Bintang, tapi sampai pagi datang menjelang. Ternyata kondisi Bintang tidak juga membaik. Hal ini bukan saja membuat Una Lyn heran, tapi juga mengkhawatirkan.“Sudah. Cukup Lyn” pinta Bintang yang melihat Una Lyn sudah kelelahan karena kehabisan hawa murninya untuk mengobati dirinya.“Apa yang sebenarnya terjadi Bintang? Kenapa hawa murniku tidak bisa menyembuhkanmu?” bertanya Una Lyn dengan heran.“Ini semua karena ilmu kesaktian yang aku gunakan untuk melawan mahluk Anubis itu, Lyn”Wajah Una Lyn berubah, lalu dia bertanya dengan penasaran, “Ilmu kesaktian apa?”“Aku menggunakan Mode Cosmic”“M-Mode Cosmic!” ucap Una Lyn dengan suara bergetar. Baru pertama kali Una Lyn mendenga
Una Lyn langsung menjulurkan lidahnya mengejek, saat mendengar ucapan Bintang. Walaupun dihatinya berbunga-bunga mendengar kata-kata yang begitu sangat indah ditelinganya itu.Bintang tersenyum melihat tingkah Una Lyn, Bintang tahu, Una Lyn sangat senang mendengar kata-katanya tadi. Makanya Bintang kemudian menundukkan wajahnya dan menggesekkan hidungnya di hidung bangir Una Lyn.Sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Entah apa yang ada dipikiran Una Lyn saat ini, yang jelas saat ini, Bintang sangat mengagumi akan kecantikan dan pesona yang begitu indah dari wajah cantik Una Lyn.Sangking terpesonanya Bintang, sampai-sampai Bintang tak menyadari saat Una Lyn telah melingkarkan kedua lengannya kembali dilehernya, lalu menariknya ke arah wajahnya.Sesaat Bintang tersadar dan menahan gerakan Una Lyn yang ingin melumat bibirnya. “Kau tidak lapar Lyn, yuk kita cari makan dulu” kata Bintang.“Tidak! Sebelum kau benar-benar pulih. Kita akan terus melakukannya”“Bagaimana kalau keada
Puncaknya, akhirnya kedua anak manusia inipun terkapar setelah mencapai puncak birahi yang sangat dahsyat, entah untuk yang keberapa kalinya hari ini. Baik Bintang maupun Una Lyn sama-sama tertelentang dengan mata yang terpejam, nafas yang memburu dan tubuh yang gemetaran. Sungguh dahsyat percintaan dan nafsu birahi keduanya dalam berpacu hasrat birahi.Una Lyn terlebih dulu membuka kedua matanya, walau rasa lelah mendera sekujur tubuhnya, tapi pancaran aura kebahagiaan dan kepuasan terlihat jelas di wajahnya. Senyum menawannya terlihat sumringah saat berpaling menatap kearah Bintang yang masih terkapar, terpejam ditempatnya.Una Lyn mengangkat dirinya dan menatap wajah Bintang yang masih terpejam yang ada disebelahnya. Terlihat pandangan Una Lyn begitu penuh arti ke arah Bintang.‘Kau memang gagah dan perkasa sayang. Sungguh bahagia diriku bila bisa menjadi istrimu’ membatin Una Lyn seraya terus menatapi wajah Bintang yang ada dihadapannya. Una Lyn benar-benar telah jatuh cinta. Cint
Bintang sendiri menatap kagum kearah sosok yang berada ditengah. Sosok berpakaian kain putih bintik-bintik emas dengan selempang selendang putih dibahunya. Wajahnya sudah lanjut usia. Seluruh rambutnya dan jenggotnya putih rata. Rambut putihnya tampak digelung diatas kepalanya. Wajahnya mengambarkan kebijakan dan keagungan yang sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Ada pancaran aura keemasan yang meringkupi wajahnya. Sungguh penampilan yang sangat berkharisma sekali.Sedangkan dua orang lagi yang berdiri agak sedikit dibelakangnya, berdiri layaknya seorang pengawal di kiri dan kanannya. Keduanya masih berusia muda. Pancaran aura wajahnya mengambarkan pribadi yang sangat tegas dan berkharisma tinggi. Keduanya mengenakan pakaian yang sama, yaitu pakaian yang terbuat dari lempengan-lempengan emas yang membentuk sebuah zirah, zirah perang. Tatapan matanya terlihat begitu tajam, lebih tajam dari mata pedang sekalipun. Tapi mata keduanya tampak memandang tak berkedip ke arah soso
Wusshh!Sang Hyang Guru Dewa tiba-tiba saja mengibaskan tangannya, selendang selempang yang tadi ada di tubuhnya, tiba-tiba saja sudah melesat memanjang ke arah Bintang dan Una Lyn. Begitu cepatnya, sampai-sampai Una Lyn dan Bintang tidak sempat bereaksi. Selendang yang memanjang itu dengan sangat cepatnya, melilit tubuh keduanya.Kini tubuh keduanya sudah terbungkus oleh selendang putih milik Sang Hyang Guru Dewa, dan seketika saja keduanya merasakan tenaga mereka lenyap seperti tertelan ke dalam sebuah dasar yang tak berujung. Una Lyn yang masih memiliki kekuatan tenaga dalam, berusaha untuk melepaskan diri dari lilitan selendang itu, tapi tetap saja Una Lyn tak merasakan tenaga miliknya bereaksi, sementara Bintang yang memang sudah tidak memiliki tenaga inti didalam tubuhnya, tak bisa berbuat apa-apa.Bukan hanya tubuh yang tidak bisa mereka gerakkan, bahkan Bintang dan Una Lyn merasakan suara merekapun tidak bisa keluar dari mulut mereka. Beberapa kali keduanya mencoba berbicara u
Pertarungan keduanya menimbulkan ledakan-ledakan dahsyat yang mengakibatkan energi gelombang ledakan itu menyebar kemana-mana.Tak!Jari tangan Sang Hyang Guru Dewa kembali bergerak, putaran ingatan Una Lyn kembali berhenti. Lagi-lagi ada sesuatu yang menarik perhatian Sang Hyang Guru Dewa hingga Dia menghentikan putaran ingatan Una Lyn. Di mana di putaran ingatan itu, Sang Hyang Guru Dewa dapat melihat bagaimana energi gelombang ledakan yang terjadi dari pertarungan Anubis dan Jejaka Emas yang telah mengancam semua yang ada ditempat itu, tiba-tiba saja sebuah medan energi terbentuk hingga menyelamatkan semuanya. Yang membuat Sang Hyang Guru Dewa tertarik adalah, orang yang datang dan membentuk medan energi itu adalah pemuda biasa itu yang tiba-tiba saja muncul ditempat itu. Kali ini Sang Hyang Guru Dewa kembali menghentikan perputaran ingatan itu.‘Dia datang secara tiba-tiba dan melindungi semua orang, lalu Anubis yang menjadi lawannya dimana? Apakah dia berhasil mengalahkannya’ mem
Segelombang angin menyejukkan menyambar sosok Bintang dan Una Lyn. Bintang kini dapat merasakan tenaga luarnya mulai berangsur pulih, Una Lyn pun dapat merasakan tubuhnya yang mulai segar kembali.Wuissshh!Sang Hyang Guru Dewa kembali mengibaskan tangannya, dan ajaib. Di dekat Bintang dan Una Lyn muncul sebongkah batu pualam setinggi lutut orang dewasa.“Mari, silahkan duduk Tuan dan Nona” Sang Hyang Guru Dewa mempersilahkan Bintang dan Una Lyn untuk duduk. Una Lyn yang awalnya ragu. Tapi melihat yang kemudian duduk, akhirnya dia ikut duduk.Sementara itu kedua dewa pengawal yang ada dibelakang Sang Hyang Guru Dewa, sangat heran dengan sikap yang dipertunjukkan Sang Hyang Guru Dewa yang terlihat sangat menghormati keduanya. Belum pernah Sang Hyang Guru Dewa berlaku demikian kepada siapapun, karena kedudukannya sebagai dewa tertinggi dan pemimpin para dewa-dewi di negeri atas langit.Sang Hyang Guru Dewa terus menatap kearah Bintang dengan tatapan yang penuh arti. Hingga akhirnya dia