Share

Bab 12. Penasaran barang apa yang dibawa Mas Pram pulang?

"Jangan!“

“Terus gimana, Ibu?“

“Baiklah,” lirihnya pelan dengan mencebik.

Benar tebakanku Ibu pasti akan memilih harga dirinya.

Alhamdulillah, setidaknya kedepan Ibu tidak bisa semena-mena lagi, aku sedikit tersenyum lalu berbalik meninggalkan Ibu.

“Awas kalau tersebar! Ibu tidak tinggal diam!“ desisnya meneriakiku.

Aku menoleh dan tersenyum ke arahnya sembari mengangguk lalu berjalan lagi.

“Terimakasih, Ratih,” gumamku.

Kuusap layar ponsel dan mengetik sesuatu untuk Ratih.

[Ratih, Aku minta tolong Video tetap disimpan di sana ya, jangan dihapus juga jangan disebar. Terimakasih sebelumnya, ya]

Tidak lama pesan dibalas olehnya. Aku tersenyum membacanya. Alhamdulillah aman untuk kedepannya untuk jaga-jaga.

[Oke, sama-sama]

Hari semakin larut, Mas Pram juga tak kunjung pulang. Tumben sekali. Aku mendesah dan merogoh ponsel dari saku daster yang lagi kupakai.

Kutekan layar ponsel dan mencari kontak Suamiku. Setelahnya kupencet tombol panggilan.

“Hallo, Mas. Kok tumben belum pulang?“
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status