Share

Bab 18. Ke Pasar

Aku menoleh, tersenyum ke arahnya, cerdas juga otak anakku, kenapa aku gak kepikiran sampai sana. Sampai lupa sebentar lagi Sherly sudah punya pemasukan. Bisa kumanfaatkan sebaik mungkin.

“Baiklah, aku akan membiarkan dia di sini,” lirihku.

“Terimakasih, Bu. Berarti, Ibu maukan kalau mulai besok bersikap ramah ke Sherly? Biar Sherly betah dan tidak menginginkan cerai, Bu,” pintanya dengan menaikturunkan alisnya.

“Hem.“ Aku menyetujui rencana Pram. Sepertinya aku beruntung nantinya.

“Ya sudah, ini sudah malam, Ibu tidur lagi saja ya, aku mau menemani Clara, kasihan kesepian.“

Aku mengangguk, lalu ikut bangun untuk mengunci kamar.

Setelah kepergian Pram, aku menjatuhkan bobot badanku ke ranjang. Sepertinya malam ini akan tidur nyenyak.

***

Pagi sekali aku bangun, kulirik jam masih jam setengah empat.

Bapak juga tidak pulang semalaman, biarlah.

Lebih baik aku ke pasar pagi saja sekalian olahraga. Sudah lama sekali tidak berbelanja sayur rasanya kangen.

Di pasar sini, jam 3 pagi pasar su
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status