Share

Bab 127. Menekan Ibu

“Katanya kamu menikah, Pram?“ tanya ibuku sambil duduk di hadapanku.

Aku mengangguk, sementara Ibu menyingkapkan lengan bajunya yang nampak basah sebagian.

“Kenapa gak jemput Ibu?“ tanyanya lagi.

Napasku tercekat, perasaan bersalah mulai menguasaiku. Kenapa juga kemarin aku tidak sampai kepikiran untuk menjemput ibu dulu, ya Allah.

“Sudah lupa, ya?“

Aku bergeming, tanpa berani memandang wanita di depanku.

“Ehm mana makanannya? Ke sini mau berbagi makanan kan biar Ibu bisa ikut mencicipi?“

“Maaf, Bu.“ Aku mendongak memberanikan diri menatap Ibu. Nampak dia sedang celingak-celinguk mencari sesuatu dibalik punggung ini.

Aku meremas lutut.

Ibu tersenyum kecut setelah tidak menemukan apa-apa.

“Bu, Pram ke sini sebenarnya ingin minta tolong,” Aku memberanikan diri untuk menyampaikan tujuan utamaku. Bagaimanapun ini masalah genting.

“Tolong? Untuk apa, Pram?“

“Bu, bolehkah Pram minta perhiasan, Ibu?“

Respon Ibu lumayan membuat hatiku menciut, dia melebarkan pupil matanya dan mendekatkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status