Sore harinya, setelah pulang dari cafe, Lukman pun langsung pulang ke rumah. Dan, sebuah pemandangan indah di rumah akan selalu menyambutnya. Yaitu apalagi jika bukan karena kedua istrinya yang terlihat akur menemani Winda bermain di akhir pekan ini."Assalamualaikum ....""Wa'alaikumsalam ...." sahut Vira dan Ayu kompak."A-yah ... A-yah, ...." Winda yang sudah mulai bisa bicara, ia langsung berlari ke arah Lukman dan memeluknya."Eh, anak Ayah udah cantik, lagi main apa?""Neka, neka." Menunjukkan sebuah boneka yang sedang dipegangnya, lalu kemudian anak itu langsung kembali berlari ke arah ibunya."Hati-hati, Sayang. Awas, nanti jatuh!" ujar Ayu seraya menangkap tubuh kecil Winda. Sedangkan anak tersebut hanya tertawa saja."Oh ya, Mas. Bagaimana kabarnya, Pak Yuda? Apakah dia akan bekerja di sini lagi?" Lanjut Ayu yang mempertanyakan kabar Yuda.Tadi siang, Lukman yang pamit kepada Vira dan Ayu untuk bertemu dengan Yuda, mereka berdua sengaja tidak ikut, sebab mereka sengaja membe
Beberapa hari kemudian..."Mas, kamu mau pergi ke mana lagi? Bukankah kamu baru saja pulang, kenapa pergi lagi?" tanya Vira yang heran dengan tingkah suaminya akhir-akhir ini.Entah mengapa sekarang Lukman jadi sering keluar malam, dan padahal dia baru saja datang dari kantor karena lembur."Oh ini, Mas ada janji dengan teman-teman Mas sekolah dulu, jadi nggak enak kalau nggak datang. Mas pergi dulu ya." Tanpa menunggu persetujuan Vira, Lukman pun langsung beranjak pergi.Setelah kepergian Lukman, Ayu yang sedari tadi berada di kamar, ia pun langsung keluar untuk menghampiri Vira."Mbak, ada hal penting yang harus saya bicarakan sama, Mbak," ujar Ayu yang terlihat gelisah, dan entah mengapa beberapa hari ini Ayu juga pulang sendiri dari kantor dengan menggunakan taksi. Sepertinya hubungan Ayu dan Lukman sedang tidak baik-baik saja.Vira mengangguk, lalu kemudian mereka berdua duduk di ruang tamu."Ada apa, Yu? Kenapa kalian berdua juga terlihat berbeda dari biasanya? Dan, kenapa sekara
Setelah pembicaraan kemarin, Vira kini mulai memikirkan apa saja yang akan ia minta dari Lukman. Berbeda dengan Ayu yang hanya bisa memendam kesal, sebab ia tidak bisa memprotes Lukman, ataupun meminta bantuan Vira agar ia mendapatkan hak yang sama seperti Vira.Ayu yang begitu sadar diri, ia hanya takut jika nantinya Lukman malah mengungkit hutang tinggalan mantan suaminya dulu, yang dilunasi oleh Lukman, sebab hutangnya tidaklah sedikit. Jadi Ayu hanya ingin mengambil amannya saja.Ayu pun juga jadi semakin mengerti, bahwa ia tidak begitu berarti bagi Lukman, sebab Lukman bisa melepaskannya dengan mudah. Oleh karena itu, mulai sekarang ia harus ekstra hati-hati untuk tidak memancing kemarahan Lukman. Ayu harus bertahan menjadi istri Lukman, hanya demi masa depan putrinya.Sedangkan Lukman sendiri, setelah pembicaraan itu, ia langsung pergi menemui Citra. Lukman pergi ke rumahnya Citra untuk meminta restu tantenya Citra, sebab Citra sudah tidak memiliki orang tua, dan rencananya mere
Setelah memenuhi semua permintaan Vira, Lukman akhirnya bisa menikahi Citra dengan tenang. Sebuah pesta pernikahan mewah telah digelar di dalam salah satu hotel bintang lima.Pesta seperti ini tentu dijadikan ajang perbandingan oleh para tamu, apalagi Lukman sudah menikah hingga tiga kali, dan Vira tentu saja yang mendapatkan tatapan kasihan dari para tamu."Eh, Bu. Kasihan ya si Vira, tapi dia juga bodoh. Kenapa sih dia mengizinkan suaminya menikah lagi? Kalau saja aku yang ada di posisi Vira, sudah pasti aku langsung minta cerai.""Iya, kalau aku sekalian kubuat miskin dulu suamiku sebelum kita bercerai. Enak saja si istri kedua tinggal menikmati hasilnya, padahal kita yang menemani perjuangannya dari awal.""Iya-iya, aku juga setuju dengan pemikiran Bu Romlah.""Eh, Ibu-ibu ... Bisa-bisanya ya Ibu-ibu ini ngegosipin orang yang punya acara di sini. Mana tidak ajak-ajak aku lagi," seloroh Della yang juga datang karena mendapatkan undangan dari Citra.Sebenarnya Della sangat malas dat
Keempat model itu sontak mundur ketika melihat Della mendekat."Kak-- Kak Della." Model yang paling sombong terlihat semakin gugup ketika Della menatapnya dengan tatapan sinis."Bisa-bisanya ya kalian menghina sahabatku, asal kalian tahu saja, sahabatku itu memang tidak sebanding dengan kalian, karena kalian hanya bisa memakai tubuh kalian untuk bisa jadi model.""Kak Della!""Kenapa? Kamu tidak terima? Aku bahkan bisa membuat manager kalian mengaku kalau kalian memang naik ke ranjangnya." Della yang memang mengenal keseluruhan orang-orang penting yang ada di agensi mereka, tentu saja bisa membocorkan rahasia ini dengan mudah. Dan, tentu saja orang-orang tersebut akan menyalahkan para model itu, sebab mereka sudah berani menyinggung Della."Hehe ... Kak Della, jangan marah. Kami akan meminta maaf, dan tolong jangan perpanjang masalah ini," sahut salah satu model dengan cepat.Della mengangguk, lalu kemudian mereka semua langsung meminta maaf kepada Vira. Para model yang merasa sanga
Setelah berakhirnya acara, Lukman dan keluarganya langsung kembali ke kamar hotel masing-masing. Layaknya kamar pengantin pada umumnya, di atas ranjang terdapat taburan kelopak bunga mawar yang sudah siap menyambut Lukman dan Citra."Mas, tolong bukakan resleting gaun ku," ujar Citra dengan nada manja. Lukman yang suasana hatinya masih buruk akibat kejadian tadi, ia dengan malas mendekati Citra yang sedang berdiri tepat di depan cermin.Dengan perlahan Lukman mulai menurunkan resleting tersebut, Lukman sontak meneguk ludahnya ketika ia melihat punggung putih dan mulus miliknya Citra."Ternyata Citra memang benar-benar wanita yang sempurna," batin Lukman yang merasa takjub.Rasa kesal dan malunya sebab insiden tadi, tiba-tiba saja rasa itu menguap entah ke mana, ketika ia melihat keindahan tubuh istri mudanya."Citra, kamu cantik sekali," puji Lukman dengan mata tanpa berkedip sekalipun.Sedangkan Citra yang mendapat pujian seperti itu, ia tentu merasa senang. Buru-buru Citra langsung
Beberapa hari kemudian....Setelah mendengar pengaduan Ayu waktu itu, Vira mulai merasa bahwa Citra adalah wanita yang licik. Vira bisa berpendapat seperti itu, karena sudah terbukti beberapa hari ini Citra telah mengendalikan Lukman sepenuhnya.Citra telah membuat peraturan baru, bahwa jatah tidur dengan suami mereka diganti menjadi perminggu, yaitu jatahnya Citra seminggu, lalu seminggu berikutnya adalah Ayu, dan seminggu kemudian jatahnya Vira.Dan, entah bagaimana Lukman hanya menurut saja. Tentang peraturan ini, Vira juga pasrah, sebab menurutnya asalkan adil bukanlah masalah. Hanya Ayu saja yang merasa sedikit keberatan, ia lebih suka cara Vira mengatur waktu, sebab caranya Citra mengatur waktu dinilai terlalu lama."Mbak, Mbak kan istri pertama, kenapa Mbak cuma menurut saja dengan Citra. Padahal lebih enak gantian perhari, kan kita lebih cepat bisa tidur dengan Mas Lukman. Kalau seminggu ...." Ayu malas melanjutkan perkataan, ia keburu kesal dengan keputusan ini. Bisa-bisanya
Halo pembaca KSML, salam kenal semuanya~Oh ya, di sini Ria mau kasih tau, bahwa aku yang ingin kasih hadiah untuk pembaca yang paling banyak menyumbang gem, dan juga pembaca yang paling aktif kasih komentar, itu beneran lho!Jadi, aku berharap kalian tidak sungkan lagi untuk kasih gem dan juga kasih komentar apapun mengenai KSML. Namun, dalam kategori yang sopan ya ... kasih komentarnya (jangan sampai bully author 😁), dan mengenai hadiah, nanti pemenang bisa memilih sendiri, apakah ingin saldo dana, pulsa, atau koin (untuk koin masih harus dikonsultasikan dengan editor dulu ya!)pengumuman pemenang akan diumumkan setelah novel KSML ini tamat, jadi aku rasa kalian bisa mulai dari sekarang untuk ngasih gem ataupun komentar. Ingat! Yang banyak ya! Hehehe...Sedangkan untuk nominal hadiah akan menyusul, sebab aku ingin tahu seberapa antusiasnya kalian dengan give away ini. Jadi, semakin banyak orang yang ikut dan kasih gem ataupun komentar, maka nominalnya juga akan semakin lumayan.Suda