Keempat model itu sontak mundur ketika melihat Della mendekat."Kak-- Kak Della." Model yang paling sombong terlihat semakin gugup ketika Della menatapnya dengan tatapan sinis."Bisa-bisanya ya kalian menghina sahabatku, asal kalian tahu saja, sahabatku itu memang tidak sebanding dengan kalian, karena kalian hanya bisa memakai tubuh kalian untuk bisa jadi model.""Kak Della!""Kenapa? Kamu tidak terima? Aku bahkan bisa membuat manager kalian mengaku kalau kalian memang naik ke ranjangnya." Della yang memang mengenal keseluruhan orang-orang penting yang ada di agensi mereka, tentu saja bisa membocorkan rahasia ini dengan mudah. Dan, tentu saja orang-orang tersebut akan menyalahkan para model itu, sebab mereka sudah berani menyinggung Della."Hehe ... Kak Della, jangan marah. Kami akan meminta maaf, dan tolong jangan perpanjang masalah ini," sahut salah satu model dengan cepat.Della mengangguk, lalu kemudian mereka semua langsung meminta maaf kepada Vira. Para model yang merasa sanga
Setelah berakhirnya acara, Lukman dan keluarganya langsung kembali ke kamar hotel masing-masing. Layaknya kamar pengantin pada umumnya, di atas ranjang terdapat taburan kelopak bunga mawar yang sudah siap menyambut Lukman dan Citra."Mas, tolong bukakan resleting gaun ku," ujar Citra dengan nada manja. Lukman yang suasana hatinya masih buruk akibat kejadian tadi, ia dengan malas mendekati Citra yang sedang berdiri tepat di depan cermin.Dengan perlahan Lukman mulai menurunkan resleting tersebut, Lukman sontak meneguk ludahnya ketika ia melihat punggung putih dan mulus miliknya Citra."Ternyata Citra memang benar-benar wanita yang sempurna," batin Lukman yang merasa takjub.Rasa kesal dan malunya sebab insiden tadi, tiba-tiba saja rasa itu menguap entah ke mana, ketika ia melihat keindahan tubuh istri mudanya."Citra, kamu cantik sekali," puji Lukman dengan mata tanpa berkedip sekalipun.Sedangkan Citra yang mendapat pujian seperti itu, ia tentu merasa senang. Buru-buru Citra langsung
Beberapa hari kemudian....Setelah mendengar pengaduan Ayu waktu itu, Vira mulai merasa bahwa Citra adalah wanita yang licik. Vira bisa berpendapat seperti itu, karena sudah terbukti beberapa hari ini Citra telah mengendalikan Lukman sepenuhnya.Citra telah membuat peraturan baru, bahwa jatah tidur dengan suami mereka diganti menjadi perminggu, yaitu jatahnya Citra seminggu, lalu seminggu berikutnya adalah Ayu, dan seminggu kemudian jatahnya Vira.Dan, entah bagaimana Lukman hanya menurut saja. Tentang peraturan ini, Vira juga pasrah, sebab menurutnya asalkan adil bukanlah masalah. Hanya Ayu saja yang merasa sedikit keberatan, ia lebih suka cara Vira mengatur waktu, sebab caranya Citra mengatur waktu dinilai terlalu lama."Mbak, Mbak kan istri pertama, kenapa Mbak cuma menurut saja dengan Citra. Padahal lebih enak gantian perhari, kan kita lebih cepat bisa tidur dengan Mas Lukman. Kalau seminggu ...." Ayu malas melanjutkan perkataan, ia keburu kesal dengan keputusan ini. Bisa-bisanya
Halo pembaca KSML, salam kenal semuanya~Oh ya, di sini Ria mau kasih tau, bahwa aku yang ingin kasih hadiah untuk pembaca yang paling banyak menyumbang gem, dan juga pembaca yang paling aktif kasih komentar, itu beneran lho!Jadi, aku berharap kalian tidak sungkan lagi untuk kasih gem dan juga kasih komentar apapun mengenai KSML. Namun, dalam kategori yang sopan ya ... kasih komentarnya (jangan sampai bully author 😁), dan mengenai hadiah, nanti pemenang bisa memilih sendiri, apakah ingin saldo dana, pulsa, atau koin (untuk koin masih harus dikonsultasikan dengan editor dulu ya!)pengumuman pemenang akan diumumkan setelah novel KSML ini tamat, jadi aku rasa kalian bisa mulai dari sekarang untuk ngasih gem ataupun komentar. Ingat! Yang banyak ya! Hehehe...Sedangkan untuk nominal hadiah akan menyusul, sebab aku ingin tahu seberapa antusiasnya kalian dengan give away ini. Jadi, semakin banyak orang yang ikut dan kasih gem ataupun komentar, maka nominalnya juga akan semakin lumayan.Suda
Seminggu telah berlalu, dan sesuai dengan pembicaraan di antara Lukman dan Citra di waktu bulan madu, kini Lukman benar-benar tidur bersama istrinya hanya dengan kehendaknya sendiri.Namun, istri yang paling diuntungkan di sini hanyalah Citra, sebab Lukman lebih sering memilih tidur bersama Citra."Mas Lukman, kamu sudah dua Minggu lebih bersama dengan Citra, dan kamu baru denganku semalam. Tapi, kenapa malam ini kamu akan tidur dengan Citra lagi, Mas?! Kenapa Mas Lukman sekarang jadi tidak adil sih?" protes Ayu ketika Lukman hendak masuk ke kamarnya Citra.Lukman menghela napas sejenak, lalu kemudian ia mengatakan, "Ayu, kami ini masih pengantin baru. Jadi, wajar kalau kami masih ingin menghabiskan banyak waktu bersama. Toh, kalau aku ingin denganmu lagi, aku juga akan tidur bersamamu.""Tapi, Mas. Ini namanya tidak adil, dan kamu juga, Citra. Jangan mentang-mentang kamu istri baru, kamu bisa seenaknya dengan aku dan Mbak Vira.""Lho, Mbak. Kalau Mas Lukman ingin tidur denganku, itu
Keesokan harinya...Hari ini adalah tanggal gajiannya Lukman, Vira yang hendak membayar iuran pondok dan sekolahnya Naura, ia lantas mengecek saldo tabungan khusus bulanan dari Lukman."Lho, kenapa Mas Lukman hanya ngasih uang segini?" gumam Vira bingung ketika melihat transferan dari Lukman, telah dipotong dua juta rupiah dari biasanya.Sebenarnya uang yang diberikan Lukman sekarang masih sangat cukup untuk membayar semua kebutuhan Naura dan keperluan Vira sendiri. Namun, ini tetap saja aneh.Lalu tidak lama kemudian, terdengar suara notifikasi pesan yang masuk dalam ponselnya Vira.[Mbak, kamu sudah ditransfer uang sama Mas Lukman belum? Ini , kenapa jatah bulanan ku dikurangi ya?]Ayu yang mendapatkan jatah bulanan paling sedikit, ia tentu mengeluh. Sebab uang dari Lukman kini hanya cukup untuk membeli kebutuhan Winda, dan juga perawatan tubuhnya saja.[Kalau aku hanya dapat segini, aku tidak bisa nabung lagi dong, Mbak.][Aku juga kok, Yu. Uang bulananku juga dipotong sama Mas Luk
Setelah selesai membahas perkara uang bulanan, Vira langsung kembali ke kamarnya. Lalu kemudian ia segera menghubungi Della untuk membahas pekerjaan apa yang akan diberikan Della kepadanya."Halo, assalamu'alaikum ....""Wa'alaikumsalam ... Hei, bagaimana kabarmu, Sayang?" sahut Della di seberang sana."Alhamdulillah aku baik, kamu sendiri bagaimana?""Sama, aku juga baik. Eh, tumben nelvon, ada apa?""Ini, aku ada hal penting yang ingin dibicarakan denganmu, jadi bisakah hari ini kita ketemuan?""Emm boleh, kebetulan hari ini jadwalku juga kosong, kalau begitu kita ketemuan di cafe bintang ya?""Baik, kalau begitu aku akan siap-siap dulu.""Oke, aku juga. Kalau begitu sampai ketemu nanti, assalamu'alaikum.""Iya, wa'alaikumsalam." Setelah itu sambungan terputus.Setelah selesai bersiap-siap, Vira pun langsung pergi ke lantai bawah untuk berpamitan kepada Lukman."Mas, aku izin keluar dulu, mau bertemu dengan Della.""Iya, hati-hati," sahut Lukman tanpa menoleh sedikitpun ke arah Vira
Membangun bisnis memang tidaklah mudah, begitu pun dengan Vira. Di dalam jangka waktu satu bulan, Vira bahkan hanya mendapat dua orang pembeli secara online. Jika bukan karena Della yang berhasil membujuk beberapa orang temannya untuk membeli desainnya Vira, Vira mungkin sudah menyerah.Hari ini Vira mengajak ketemuan Della di mall, yaitu untuk mentraktir Della makan, sekalian mereka berdua nanti akan berbelanja bersama."Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, namanya juga orang baru mulai usaha, ya pasti tidak mudah ... pokoknya yang penting kamu harus tetap semangat!" ujar Della seraya mengepalkan tangannya memberi semangat kepada Vira."Iya, aku tahu. Dan, makasih banyak ya, karena kamu sudah banyak membantuku.""Halah apaan sih, nggak usah makasih-makasih segala. Kayak sama siapa aja," balas Della seraya mengibaskan tangannya, lalu kemudian ia kembali menyeruput minumannya."Lalu bagaimana dengan suamimu sekarang?"Vira menghela napas panjang. "Ya ... begitulah, dia tetap sering bers