Siang harinya, pas pulang sekolah setelah selesai ujian hari pertama.. "eh dewi, kok kamu cepat banget ngisi jawaban tadi?" tanya Sri "iya, padahal dah ketinggalan hampir setengah jam" lanjut Intan "ya kebetulan aja sih soalnya gak terlalu sulit, jadinya bisa cepat jawabnya tadi, hehehe" ujar dewi sambil tertawa "gak sulit? gila... kita aja hampir pingsan liat soal kayak tadi" ujar Sri "ya beda lah,, otak kita jangan disamain dengan otaknya dewi, hahaha" jawab Yuli "kalian aja mungkin gak ngulangin belajar dirumah, padahal kan semua soal tadi sudah pernah kita pelajari sebelumnya" jawab dewi "sebanyak itu materinya gimana bisa masuk semua diotak pelajaran kemarin-kemarin" ujar Sri lagi "trus tadi bisa gak jawabnya?" tanya dewi "ada beberapa sih yang gak keisi, mau nyontek juga pengawasnya merhatiin terus, ampe gerak dikit aja susah, hahaha" jawab Sri sambil tertawa "besok ujian matematika lho, gak kebayang deh soalnya bakalan kayak gimana" ujar Yuli "nah iya, bisa-bisa gak
Dewi.. Seorang gadis yang berusia sekitar 17 tahun, baru saja menyelesaikan pendidikan sekolah tingkat atas nya dengan hasil yang sangat memuaskan. Sejak kecil, dewi tinggal berdua saja bersama ayahnya yang bekerja sebagai seorang buruh pabrik di desa nya. Ibu nya telah meninggal dunia sejak dewi berusia 5 tahun. Dengan segenap daya dan penuh kasih sayang, ayahnya mendidik dan merawat dewi sehingga tumbuh menjadi gadis yang cantik, pintar dan berprestasi di sekolah, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga tingkat atas. Berbagai prestasi akademik banyak diraih oleh dewi saat mewakili sekolahnya mengikuti kejuaraan ataupun perlombaan antar sekolah. Tak salah bila julukan bintang sekolah disematkan kepadanya. Sebagai gadis yang cantik dan berprestasi ini membuat banyak siswa-siswa disekolah yang suka dan bahkan jatuh hati padanya. berbagai cara mulai dicoba untuk menarik hati dewi mulai dari pendekatan melalui cara bertanya tentang pelajaran, memberi hadiah yang tak
Kehidupan yang sederhana dilingkungan desa nya ini membuat dewi sadar bahwa untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi akan mebutuhkan biaya yang tentu saja tidak sedikit, sedangkan penghasilan ayahnya dari upah kerja di pabrik hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari saja. Dengan tekad yang kuat untuk dapat berhasil dan membuat ayahnya bangga dikemudian hari, maka diam diam tanpa sepengetahuan ayahnya, dewi mulai mencari penghasilan tambahan setiap selepas pulang sekolah sampai sore hari menjelang sang ayah pulang bekerja dari pabrik. Hingga akhirnya dewi berhasil mendapatkan pekerjaan sampingan dengan bekerja paruh waktu di toko pakaian milik Pak Ardi yang merupakan salah satu pengusaha yang cukup sukses di desa tersebut. Mudah saja bagi dewi untuk mendapatkan pekerjaan disana, selain dibekali dengan sifat yang luwes dan pengetahuan yang cukup bagus, karena selain pintar, dewi juga ternyata mengikuti mode trend pakaian yang sedang hits saat itu s
Semangat membara merasuki jiwa dan pikiran dewi untuk bisa segera mengumpulkan banyak uang agar harapannya untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi dapat segera tercapai. Pak Ardi pun tampak puas dengan kinerja dari dewi ini, bahkan jika dibandingkan dengan karyawan nya yang lain yang lebih dulu bekerja bersamanya, hingga pak Ardi pun kadang tak ragu untuk memberikan bonus lebuh buat dewi sebagai ucapan terima kasih nya. Dewi tampak bertambah semangat hingga tak menghiraukan lagi kondisi tubuh dan pikirannya yang terkadang tampak lelah karena beraktifitas penuh setiap hari. dimulai dari bangun pagi, menyiapkan sarapan untuk dirinya dan ayahnya sebelum berangkat ke sekolah dan ke pabrik buat bekerja. kemudian dilanjutkan bekerja lagi di toko pak Ardi selepas pulang sekolah. dan malam hari juga melanjutkan pekerjaan dirumah serta apabila ada tugas sekolah yang belum selesai juga turut diselesaikan pada hari itu juga. Melihat dewi yang tampak terlalu sibuk
Dengan rasa penasaran yang tinggi, akhirnya Intan pun menguntit kemana arah dewi pergi selepas pulang sekolah, hingga langkah kaki nya terhenti didepan sebuah toko pakaian besar. tapi ia tidak langsung masuk kedalam karena tidak enak nanti apabila dia ketahuan mengikuti dewi. sekitar kurang lebih 5 sampai 10 menit Intan berdiri sambil mengamati dan menunggu dari sebelah toko, tapi dewi yang di tunggu-tunggu tidak kunjung keluar dari toko tersebut, rasa penasarannya semakin meningkat. Intan pun kaget seketika saat ada suara yang tiba-tiba menyapa nya. "ada yang bisa di bantu dek?" tanya seorang pramuniaga toko tersebut sambil tersenyum ramah. "astaga.. aku pikir siapa.. hemmphh" "ahh enggak kok" jawab intan sambil menyeka keringat yang mulai mengucur dari dahi nya "oia saya mau nanya mbak, apa ada karyawan disini yang bernama dewi?" tanya intan secara spontan tanpa basa-basi lagi untuk menghilangkan rasa penasaran nya "oh
Suasana jadi lebih sedikit mencair setelah itu, dan dewi pun akhirnya memperkenalkan kepada intan mbak pramuniaga yang dari tadi agak bingung juga memperhatikan percakapan mereka berdua. "oia intan, kenalin ini mbak fitri, senior aku di toko ini" " ini intan mbak, teman satu sekolah aku dan juga teman dekat aku dari kecil dulu" intan pun sambil tersenyum menyodorkan tangan kanan nya untuk berjabat tangan dengan mbak fitri yang langsung disambut juga dengan tangan kanan mbak fitri "maaf mbak ya tadi belum sempat memperkenalkan diri keburu dewi sudah menghampiri kita, hehehe" jawab intan sambil terkekeh " oia mbak dari mana tadi" tanya dewi "mbak habis istirahat makan siang di warung seberang" jawab mbak fitri "tadi pas mau nyeberang jalan, mbak perhatiin intan ini tampak agak kebingungan di depan toko, jadinya langsung mbak samperin aja" lanjutnya lagi "oohh gitu" "yaudah intan, bukannya mau ngusir ya, kamu buruan pulang sana, aku mau lanjut kerja lagi, gak enak nanti dilihat
Malam hari nya saat dewi sedang mempersiapkan hidangan untuk makan malam, pak Broto yang sedang menyandarkan diri di kursi sambil menonton televisi tiba-tiba bertanya "dewi, ayah perhatikan akhir-akhir ini kamu tampak kelelahan" "apa pelajaran di sekolah tampak semakin sulit atau gimana?" "jangan terlalu capek nak, istirahat juga perlu untuk menjaga kondisi badan kita biar tetap fit" "apalagi sebentar lagi kamu akan memasuki tahap ujian akhir sekolah" "jangan sampai hilang fokus pada tahap akhir karena terlalu diforsir di awal" Dewi yang sedang memasak telor dadar dan goreng tempe, tahu plus sayur asam yang akan disantap untuk makan malam ini menjawab singkat " dewi gak apa-apa kok yah" "sehat-sehat saja kok, nih lihat yah.. hehehe" timpal dewi sambil tertawa dan menunjukkan ekspresi lucu didepan ayahnya "tampaknya ada yang kamu sembunyikan dari ayah" tanya pak broto sedikit menyelidik "cerita saja sama ayah, mungkin ayah bisa bantu" lanjut pak broto lagi Dewi akhirnya berf
Pak Broto terdiam sesaat setelah mendengar cerita awal dewi tersebut. Lalu menampilkan ekspresi wajah yang nampak sedih."maafkan ayah nak" jawab pak brotodewi pun heran mendengar ayahnya yang tiba-tiba meminta maaf"lho kok malah ayah yang meminta maaf? harusnya kan dewi yah""dewi sudah merahasiakan sejak lama dan juga tanpa izin ayah""dewi yang salah yah, bukan ayah" jawab dewi sambil memeluk sang ayahSambil mengusap-usap rambut dewi, pak Broto agak sedikit terisak"seandainya kondisi ekonomi kita stabil, seandainya ayah lebih mampu lagi untuk menghasilkan uang yang lebih banyak lagi, kamu tidak perlu sampai menyita waktu muda mu untuk bekerja dewi""tapi apalah daya, ayah hanya seorang buruh pabrik yang mendapatkan upah bulanan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja""ayah tau kamu memiliki impian besar untuk sukses di masa depan, ayah bangga akan hal itu""namun disisi lain ayah juga menyadari bahwa untuk mewujudkan impian itu tidaklah mudah, karena kemungk