Share

Bab 12

“Uh! Tempat apa ini?” Puti Tan menutup hidung. Sementara Kuranji hanya menahan napas.

“Tidak usah banyak cingcong! Masuk!”

Si Kumis Berantakan, yang sedari awal selalu menentang Kuranji dan Puti Tan, menendang pantat Kuranji, masuk ke sebuah rumah berdinding bambu.

Bukan. Bangunan itu tidak terlihat seperti rumah, melainkan sebuah kandang. Lantainya berupa tanah kering yang retak dilanda kemarau. Pada beberapa titik bahkan ditutupi oleh sisa kotoran hewan yang telah mengering, menguarkan aroma tidak sedap.

Nyaris saja Kuranji tersungkur akibat tendangan tak terduga tersebut. Untungnya ia cepat menguasai keseimbangan.

Dua pengawal lainnya menyeret paksa Puti Tan untuk masuk ke kandang.

Puti Tan menepis tangan mereka. “Aku bisa jalan sendiri!”

Dengan terpaksa dan menggerutu, Puti Tan menyusul Kuranji, masuk ke kandang sambil menutup hidung dengan jari telunjuk.

Si Kumis Berantakan mengunci pintu kandang tersebut dengan palang kayu, lalu merantainya erat-erat.

“Kalian,” tunjuk Si
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status