Share

Bab 30

“Tuan Guru, otakku masih terlalu cetek untuk memikirkan hal-hal berat. Lagi pula, aku laki-laki, Tuan Guru. Masa badan kekar begini mainannya bunga.” Kuranji cengengesan.

“Bocah semprul!”

Tuan Guru Tan mengibaskan tangan, seketika sekumpulan buku, yang berserakan di lantai, melayang ke arah Kuranji, seperti sekawanan lebah yang sedang marah.

“Ampun, Tuan Guru! Ampun!” Kuranji melindungi wajah dengan kedua lengannya.

Setelah serangan mendadak itu mereda, Tuan Guru Tan bersungut-sungut. “Orang tua lagi serius malah diajak bercanda.”

“Hehe … biar tidak cepat pulang ke balik papan, Tuan Guru.”

Hanya saat bersama Tuan Guru Tan Kuranji bisa menjadi diri sendiri dan bersikap kekanak-kanakan.

“Kuranjiii!”

“Iya, iya. Maaf!” Wajah Kuranji berubah serius begitu menerima pelototan dari Tuan Guru Tan.

Berulang kali Tuan Guru Tan mendesah.

“Kuranji, lima tahun yang lalu, seharusnya usiamu delapan belas tahun.”

“Benar, Tuan Guru.”

“Artinya, sudah dua belas tahun waktu berlalu, sejak aku membawamu pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status