Begitu langka peristiwa ini terjadi, bagaimana tidak Fatih yang jarang tersenyum dengan orang lain tanpa disadari dia tersenyum dengan pedagang siomay itu.Entah magnet apa sehingga Fatih bisa tersenyum bebas."Assalamualaikum!" ucap pedagang siomay itu kepada Fatih dengan tersenyum."Walaikumsalam, nama Om siapa, apa yang Om jual, kenapa jualan di sini?" sahut Fatih dengan lancar.Pemuda itu hanya tersenyum, karena masih melayani pembeli lain dengan cekatan.Setelah selesai, pemuda itu duduk berhadapan dengan Fatih."Maaf ya, tadi lagi banyak pembeli jadi nggak bisa jawab pertanyaan Adek.""Maaf ya Mas, anak ini hanya ingin berkenalan dengan Masnya, maaf mengganggu!" ucap Mbok Darsi seketika."Nggak apa-apa kata pepatah tak kenal maka tak sayang," jawabnya membuat Fatih tertawa."Ya Allah Den Fatih senang, akhirnya Nak kamu bisa tertawa begini?" jawab Mbok Darsi sambil mencium pucuk kening Fatih dan menangis."Loh Ibunya kok malah nangis sedangkan anaknya tertawa, kenapa Bu ada yang
"Mbok apa itu yang di tangan?" tanya Kaysha penuh selidik."Oh ini siomay Nduk, tadi beli di taman kota itu, enak loh, tadi kami beli di sana," jawabnya dengan tersenyum."Cah ayu mau, biar Mbok buka kita makan sama-sama di kantor," ajak Mbok Darsi."Ya udah kita ke ruangan Kay aja Mbok, biar kita makan di sana, lagian malas juga mau keluar."Mereka pun masuk ke dalam ruangan Kaysha dan Mbok Darsi segera mengganti tempatnya."Wah kayanya enak nih, tapi bersih 'kan Mbok?""Beres, di jamin bersih dan halal apalagi orangnya," jawab Mbok Darsi sambil tertawa diikuti Fatih ikut tertawa juga."Kok jadi orangnya kenapa sih?" "Bunda hari ini Fatih senang banget, Fatih punya teman baru, orangnya baik, terus ganteng kaya Fatih, nanti deh Fatih kenali sama orangnya.""Oh ya Bunda jangan lupa besok buatin Fatih opor ayam yang banyak, soalnya Fatih mau makan sama teman baru Fatih.""Memang siapa sih, kaya sudah akrab aja, siapa sih Mbok jadi penasaran?""Tadi ketemunya di taman kota itu, banyak o
"Ada deh orangnya ganteng kaya Fatih, udah dulu ya Om nanti Fatih telat terapinya.""Mas, Kay tinggal ya takut telat, istirahat aja dulu, besok 'kan ada waktu.""Assalamualaikum!""Walaikumsalam!"Mereka pun pergi dengan menggunakan mobil mewah Kaysha dan meluncur secepat kilat meninggalkan Dewa yang masih berdiri melamun di teras rumah Kaysha."Aku jadi penasaran siapa teman Fatih itu apakah seumuran Fatih atau orang dewasa seperti aku, ah tidak mungkin Fatih berteman sama orang yang baru ia kenal."Ada yang beda dari Fatih hari ini tapi apa ya?" Atau ah sial ... Fatih sekarang sudah bisa mengobrol dengan lancar, kenapa aku ini?""Sepertinya aku merasa nanti ada saingan baru denganku untuk mendapatkan cinta Kaysha.""Ini tidak boleh terjadi biar bagaimanapun aku sudah lama menunggu dan menunggu untuk mendapat cintanya walaupun dia sudah menjadi janda aku tidak peduli.""Aku sangat mencintaimu Kaysha, aku tidak akan melepaskan kamu begitu saja, sudah cukup Kay aku bersabar untuk bisa
"Iya, kok sampai segitunya si Fatih ngotot mau ke temuan?" ucap Kaysha agak ketus."Maaf ya Nduk, mungkin yang ada diorang itu Fatih melihatnya seperti seorang ayah, jadi dia butuh kasih sayang darinya, Mbok tahu pintu hatimu nggak mau lagi menerima cinta, cuma si Mbok kasihan sama Fatih.""Kay tidak ingin jatuh cinta lagi Mbok, sudah cukup masa lalu itu menjadi pelajaran yang berharga buat Kay," sahutnya."Di luar dia bilang nggak apa-apa tapi di dalam hati Fatih merindukan kasih sayang seorang ayah," ucap Mbok Darsi lagi."Saat ini Kay belum bisa, kita lihat saja ke depannya bagaimana?" sahutnya dengan tegas."Fatih, kita di sini saja ya gelar tikarnya lagian ada pohon besar ini enak adem," ucap Kaysha sambil mengatur semua barang yang di bawanya untuk piknik."Terserah Bunda saja!""Bun, boleh nggak telepon teman Fatih?" tanyanya dengan mengiba."Boleh sayang, sini biar Bunda yang tekan nomornya.""Nggak usah Bun, Fatih bisa kok!"Tut! Tut! Tut!"Nada sambung, Bun!""Speaker saja
Apa perlu saya panggilkan dokter, Kay? atau kita langsung ke rumah sakit?" tanyanya panik."Enggak usah Mas, biasanya dibawa rebahan langsung hilang kok, Mas Dewa pulang saja, soalnya Kay mau istirahat dulu, nggak apa-apa 'kan?""Iya sudah kalau begitu, saya pulang dulu nanti kalau ada apa-apa segera hubungi saya," ucap Dewa yang nampak khawatir akan kesehatan Kaysha."Iya terima kasih ya Mas.""Selamat siang, Kay!""Assalamualaikum," jawab Kaysha dengan tersenyum."Wa ... Walaikumsalam," jawabnya gugup.Dewa pun pergi dari rumah Kaysha, namun di hatinya masih mengganjal apa yang dilakukan mereka sampai Dewa tidak tahu, dan sepertinya mereka menyembunyikan sesuatu."Aku akan mencari tahu Kay, firasatku mengatakan kamu lagi menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku berjanji Kay, tidak ada laki-laki sempurna seperti aku yang mampu bersanding denganmu, Kay!" ucapnya dalam hati.Malam harinya entah mengapa pembicaraan di telepon dengan orang itu masih teringat dan berputar-putar di kepala K
Namun pada saat mereka pergi Dewa kembali muncul yang membuat Kaysha hilang mood nya untuk pergi.Entah kenapa Kaysha sepertinya selalu diawasi oleh Dewa dan itu membuatnya malas bertemu dengan Dewa, sehingga setiap Dewa mengajaknya jalan atau hanya makan di luar Kaysha tidak mau diajak."Halo semuanya, selamat pagi!""Assalamualaikum!" ucap Kaysha."Walaikumsalam!" jawab Dewa dengan grogi."Kalian mau ke mana, sudah pada rapi, kok nggak ngajak-ngajak?" tanya Dewa berharap diajak oleh mereka."Maaf ya Om nggak ngajak Om dulu hari ini, soalnya Fatih ingin pergi sama Bunda dan Eyang saja, Fatih 'kan mau lebih dekat sama Bunda kayak dulu lagi, banyak yang mau Fatih cerita dengan Bunda, nanti kalau Om Dewa ikut nanti Bunda lebih perhatian ke Om Dewa bukan ke Fatih," jawabnya seakan-akan tahu akan maksud dari mata Kaysha yang menolak kehadiran Dewa."Om jangan sedih, setiap hari’ kan Om sudah sering ketemu, sedangkan Fatih baru dua hari ini bisa ngobrol dengan Bunda dengan lancar, maaf ya
Apakah ini yang dinamakan karma atau hanya kebetulan terjadi karena setahun yang lalu anak kandungnya lumpuh diakibatkan karena ulah ayahnya sendiri.Banyak orang yang mencibir keluarga Bu Ratna atas tingkah lakunya selama ini."Clara, katanya setelah melahirkan kita pulang ke kota tinggal di rumahmu yang besar mana buktinya, kok sampai sekarang kita masih di sini?" tanya Bu Ratna."Eh sadar diri dong Bu, kita mau ke kota bawa Mas Bagas yang pincang ini, apa kata dunia Bu seorang Clara Fransisca mempunyai suami yang miskin, kere, cacat pula, malu dong aku Bu sama teman sosialitaku.""Ini saja kalau bukan karena anakku Clarisa sudah aku tinggalin kalian yang menjadi benalu di hidupku.""Oh ya satu lagi aku akan minta cerai dari Mas Bagas setelah anak ini dua tahun, jadi aku memperkerjakan kalian untuk mengurusi anakku, jangan sampai dia kekurangan gizi, ingat ya Bu semua kebutuhan rumah ini aku yang penuhi, jadi sewajarnya kalau kalian membantu mengasuh anakku," ancam Clara dengan emos
"Assalamualaikum, Om!""Walaikumsalam Fatih!""Kok Om ada di sini tadi Fatih cari in di ujung sana katanya Om pergi sebentar, eh taunya kita ketemu di sini," celoteh Fatih."Oh Fatih cari in Om, mau makan siomay lagi, ayuk ke warungnya Om," jawabnya dengan ramah."Bentar Om, kenal in dulu ini Bunda Fatih namanya Bunda Kaysha, cantik 'kan Om Bunda Fatih?" tanyanya dengan polos.Seketika wajah Kaysha memerah antara malu dan marah, karena tadi sudah memarahi Khaidir yang merupakan teman baru Fatih.Berbeda dengan Khaidir yang tersenyum melihat wajah merona Kaysha, namun tiba-tiba dia memalingkan wajahnya dengan beristigfar."Kenapa, ada yang salah dengan wajah saya, sampai Anda memalingkan wajah seperti itu?" tanya Kaysha sudah emosi dari tadi."Maaf, bukan saya tidak menghargai wanita, tetapi saya tidak mau menatap Anda terlalu lama karena bisa menimbulkan dosa," jawabnya dengan sopan."Bunda, ini namanya Om ....""Namanya Om Khaidir bukan Om ganteng, ganteng dari mana nggak ada tuh?"