Share

115. Satu Syarat Kaivan

Terbangun Amirah sendirian di ranjang besar bukan miliknya. Pagi dingin menusuk di kulit yang halus. Oh, di mana aku?! Bola mata berputar ke sekeliling sudut kamar berdesain maskulin dan elegan. Kecemasan dirinya semakin menjadi memandang suasana yang berbeda dari biasa.

Kaivan!

Jantung Amirah berdegup keras menyebut nama mantan tunangan. Isi pikiran belum pulih sepenuhnya. Dan kepalanya masih berat begitupun tubuhnya kaku. Disibaknya selimut tebal mencari tahu tentang apa dialami pada dirinya semalam .

Baru tersadar blusnya berubah kemeja putih Kaivan yang kebesaran. Ada apa ini?!

Buru-buru keluar kamar mencari sosok pria itu tetapi tak ditemukan di manapun. Sendirian. Amirah kesepian ditinggalkan tanpa pesan.

Pandangannya menatap sebuah balkon cantik menarik perhatian. Langkah pelan ragu-ragu menggeser pintu kaca. Cahaya matahari Paris menerangi seluruh bagian penthouse.

Angin berhembus kencang dinginnya luar biasa. Amirah berdiri bersedekap penuh kekaguman. Menara Eiffel ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status