Share

14

[Dasar pembohong! Bukankah kemarin sudah sepakat akan memberikan nafkah satu juta perbulan untuk anak-anak. Kenapa tidak ada kiriman uang sampai sekarang? Aku sudah bersabar sampai kemarin tapi tetap tidak ada itikad baik darimu. Bahkan sekedar bertanya bagaimana kabar anak-anak. Apakah kamu mau melupakan tanggung jawab sekarang?]

Tarno membuka matanya lebar-lebar. Emosinya langsung terpancing membaca pesan yang dikirim Susanti. Dibantingnya ponsel itu ke kasur. Lalu kedua tangannya mengusap wajah dengan kasar. Tarno duduk di tepi kasur dengan berpangku tangan. Setelah menarik nafas dalam ia mengambil ponselnya kembali lalu mengetik sebuah pesan balasan.

[Y]

Tarno memijit tombol kirim. Dalam waktu singkat tanda centang dua itu berubah warna biru. Terlihat Susanti sedang mengetik sesuatu.

Tarno menunggu dengan sabar untuk melihat apa yang akan dikatakan Susanti kali ini. Ia memang sengaja tidak mengirim uang untuk Susanti bulan ini meskipun sudah mener

pasaazka

Terima kasih buat yang sudah mampir dan membaca karyaku. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan komen diceritaku Berikan gems jika kalian menyukai cerita ini

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status