Cuaca siang hari ini tiba-tiba mendung. Hal ini menandakan jika sebentar lagi akan turun hujan. Memang wajar itu terjadi mengingat saat ini sudah berada dipenghujung tahun. Biasanya intensitas turun hujan lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu. Lily melihat ke arah luar jendela untuk sekedar melihat suasana mendung di luar restoran.
Rachel menolehkan kepalanya ke arah Lily dan Rayhan secara bergantian. Ia masih bingung dengan ucapan Lily tadi. Sampai saat ini, ia masih belum mengetahui maksud dari kedua sahabatnya itu. Kedua sahabatnya itu hanya diam dan saling pandang. Hal ini membuat perasaan Rachel semakin kesal.
"Baiklah, sebenarnya ada apa? Bisa kalian jelaskan?" tanya Rachel.
"Apa yang harus dijelaskan?" tanya Rayhan balik.
"Oh ayolah, kalian benar-benar membuat kepalaku pusing," tutur Rachel.
"Aku tidak mengerti dengan yang kamu bicarakan," ucap Rayhan.
"Terus tadi apa? Kenapa Lily bisa bertanya seperti itu?" tanya
Waktu semakin cepat berlalu. Hari kian berganti. Besok adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Rachel dan Lily. Hari di mana mereka akan pergi berlibur bersama dengan Rayhan dan sepupunya. Kehebohan pun terjadi pada kedua gadis itu.Rachel yang heboh dengan pakaian yang harus dibawanya. Sedangkan, Lily sibuk sendiri. Ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya sebelum berangkat esok hari. Begitulah kehebohan dan kebingungan mereka sebelum berangkat. Akan lebih banyak lagi kehebohan yang terjadi pada beberapa hari ke depan.“Kamu tidak berniat untuk segera pulang?” tanya Rachel mengintip di celah pintu ruang kerja Lily.“Sebentar lagi aku pulang, masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan,” jawab Lily.“Jangan malam-malam, besok kita berangkat pagi,” tutur Rachel.“Iya aku tahu,” ucap Lily.“Kamu sudah packing, ‘kan?” tanya Rachel.“Belum,” ti
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 7 jam. Mereka sampai di bandara Kingsford Smith yang terletak di Sydney. Saat ini mereka sedang menunggu teman Bara yang tiinggal di Sydney. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya orang yang ditunggu datang. Jordi namanya. Ia adalah teman Bara saat SMP dulu.“Maaf sudah menunggu lama,” ucap Jordi.“Tidak masalah,” jawab Rayhan.“Kita akan menginap di rumahmu?” tanya Rachel.“Tentu saja, jangan khawatir tempatku sangat luas dan mampu menampung lebih 10 orang,” ucap Jordi dengan tertawa lepas.“Sombong,” hardik Bara.“Hei, itu kenyataannya dude,” balas Jordi dengan tersenyum kecil.“Sudahlah, aku capek ingin segera rebahan,” timpal Rayhan.Mereka bergegas masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan oleh Jordi. Satu mobil mewah keluaran BMW dan satu mobil keluaran ferari. Dua unit mobil itu
Bara sedang tidur terlentang di atas kasur dengan menatap langit-langit kamar. Suara pintu tertutup tidak dihiraukannya. Lelaki itu masih nyaman dengan posisinya. Dany yang sedang masuk ke dalam kamar tidak memperdulikan Bara. Biarlah bosnya itu menyendiri.Setelah Dany keluar dari kamar mandi. Bara masih saja di posisi sebelumnya. Hal itu membuat Dany penasaran. “Bar, are you okay?” tanya Dany. Sikap Bara belakangan ini aneh. Tidak seperti biasanya.“Bar?” panggil Dany lagi.“Ha? ada apa?” tanya Bara dengan wajah bingungnya.“Ada yang sedang kamu pikirkan?” tanya Dany dengan penasaran.“Entahlah,” balas Bara singkat.Dany merasa bos sekaligus temannya itu sedang memikirkan perempuan kecilnya. Bukan tidak mungkin Dany mengetahui hal itu. Ia dengan Bara sudah berteman sejak lama. Bara juga pernah bercerita mengenai perempuan kecilnya. Sampai saat ini Dany rasa temannya itu m
Setelah makan malam selesai. Mereka yang berada di meja makan pergi ke halaman belakang rumah Jordi. Di sana suasananya benar-benar asri. Cuaca yang lumayan dingin tidak membuat mereka malas untuk berada di luar. Banyak daun-daun yang berguguran. Mengingat memang saat ini adalah musim gugur.Betapa senangnya Lily bisa melihat keindahan ini. Bisa berkumpul dengan sahabatnya. Selain itu, ia juga bertemu dengan teman baru yang baik. Rasanya ia tidak ingin hari semakin cepat berlalu. Cuacanya semakin dingin. Lily memeluk dirinya sendiri supaya tidak kedinginan.Sedangkan, yang lainnya sedang asyik bersenda gurau. Gadis itu merasa heran dengan teman-temannya. Apakah mereka tidak kedinginan? semakin malam udaranya semakin dingin. Padahal Lily sudah memakain baju lengan panjang. Seharusnya Lily tadi mengikuti sara Rachel untuk memakai mantel.Lagipula siapa yang mengira jika di halaman belakang udaranya sangat dingin. Apalagi Lily tidak biasa dengan cuaca dingin. Ia in
Rachel dan lainnya sudah sampai kembali di rumah Jordi. Ia masih kesal dengan Dany yang daritadi merecokinya. Sampai tidak sadar jika sahabatnya tidak ada di sana. Mereka sudah turun dari sepeda masing-masing. Setelahnya mereka berencana sarapan bersama.Namun, Jordi menyadari jika salah satu dari mereka ada yang tidak ada. Lelaki itu gelisah seperti ada yang tertinggal. Akhirnya ia menelisik semua orang yang berada di dekatnya. “Lily di mana?” tanya Jordi. Ternyata ada satu orang yang belum kembali dan itu adalah Lily.“Benar, ke mana gadis itu?” tanya Dany.“Astaga, Lily di mana? bukannya tadi dia di belakangku?” gusar Rayhan.“Jangan-jangan Lily tersesat,” ujar Dany.“JANGAN SEMBARANGAN KALAU BICARA!” seru Rachel. Gadis itu benar-benar takut jika terjadi sesuatu dengan Lly. Bukan hanya Rachel yang panik. Bara lebih panik lagi. Lelaki itu benar-benar kalut. Seharusnya tadi ia terus berad
Setelah kemarin ada kejadian yang tidak terduga. Mereka kini berencana akan mengunjungi berbagai tempat wisata di Sydney. Cuaca hari ini juga mendukung mereka untuk bisa jalan-jalan. Banyak hal yang akan mereka lakukan selama dua hari ke depan. Sebelum mereka akan kembali lagi ke Jakarta.“Rachel ayo kita sudah ditunggu!” seru Lily dari luar pintu kamar. Pagi hari ini ia sudah berteriak karena Rachel. Sahabatnya yang satu ini sangat lambat sekali. Lihat saja sudah hampir 30 menit dirinya menunggu Rachel yang masih bersiap-siap. Padahal gadis itu hanya perlu berganti pakaian.“Sebentar!” teriak Rachel.Lily mendengus dengan kesal. Ia turun ke bawah dan meninggalkan Rachel. Dirinya sudah tidak tahan untuk menunggu Rachel lebih lama lagi. Sebelum menginjak anak tangga terakhir. Dirinya kaget dengan penampilan para lelaki.Sedangkan Rachel, ternyata telah selesai dengan urusannya. Kini ia mencoba untuk menyadarkan Lily yang melamun di
Bara masih terus menatap wajah Lily. Sedangkan yang ditatap masih diam seribu bahasa. Gadis itu tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Bibirnya tiba-tiba kelu saat ingin bicara. Tubuhnya juga diam membeku. Bara mencoba untuk mencairkan suasana. Lelaki itu berkata, jika Lily tidak perlu menanggapi pernyataannya. Lelaki itu menyadari jika itu terlalu awal bagi mereka. Namun, Bara menyakinkan Lily bahwa dirinya bisa diandalkan. Dan tidak perlu waktu lama lagi bagi Lily untuk menyadari perasaannya pada Bara. “Maaf membuatmu terkejut,” ujar Bara. “Tidak apa-apa Kak, aku hanya kaget bagaimana seorang dokter seperti Kakak bisa tertariki padaku,” papar Lily. “Perasaan tidak ada yang tahu, tidak memandang siapa ataupun dimana orang itu,” ucap Bara. Lily tersentuh dengan ungkapan perasaan Bara. Dirinya tidak ingin munafik. Ia juga menyadari rasa ketertarikannya pada Bara. Namun, Ia takut menjalin hubungan dengan seseorang. Penyakitnya
Sudah seminggu semenjak kepulangan mereka dari Sydney. Mereka kini kembali melakukan aktivitasnya masing-masing. Begitu pula dengan Lily. Belakangan ini ia kembali disibukkan dengan urusan butik. Hingga membuatnya sering pulang larut malam.Gadis itu juga sedang banyak pikiran sekarang. Bukan hanya masalah butik. Tapi, juga dengan perubahan sikap Rayhan. Semenjak mereka membeli oleh-oleh hari itu, sikap Rayhan sampai sekarang terkesan dingin kepadanya. Hal ini membuatnya selalu menerka-nerka. Apa yang membuat Rayhan bersikap seperti itu?Tidak hanya Lily yang merasakan itu. Melainkan, Rachel juga merasakan perubahan Rayhan kepada sahabatnya itu. Tidak ingin pusing memikirkan hal itu. Lily berusaha untuk mengalihkannya dengan sibuk bekerja. Hingga ia menghiraukan kesehatannya.Sedangkan Bara, Lily tidak tahu bagaimana kabar lelaki itu. Terakhir kali mereka berkomunikasi saat kembali tiba di Jakarta. Entah seperti apa kelanjutan hubungannya dengan lelaki itu. Samp