"Oh Astaga, begitu romantisnya Yang Mulia," ucap Red, membuat sadar Laura yang menarik tangannya dari genggaman Stefen.Laura pun turun dari kereta, langkah pertama yang ia lihat adalah suasana yang begitu indah dan ramai di hadapannya."Ini ....""Sebuah perayaan kedatangan wanitaku," goda Stefen.Semua pasukan tentara militer berbaris di sisi jalan dan memberikan hormat pada Laura dan kaisar yang berjalan bersamaan."Tidakkah ini berlebihan?" tanya Laura."Apanya yang berlebihan? Ini tidak berlebihan sama sekali, bagi orang yang tidak bisa mengucapkan rasa terima kasih dari penyembuhan dan meninggalkan tugas untuk melayani kaisar, menurutmu, seharusnya aku berbuat apa?" timpal Stefen.Laura menggigit bibirnya kesal. Dia yang memberikan perayaan kedatangannya yang begitu mewah, tapi juga lidahnya berbisa bagai ular. "Kau harusnya sadar, aku seharusnya memberikan hukuman yang sangat berat padamu karena menolak kaisar," ujar Stefen."Baiklah, berikanlah aku hukuman."Semua orang diseki
Laura kini berada di ruangan wanita kaisar, kegaduhan yang terjadi sebelumnya membuat acaranya berhenti lebih awal, namun rakyat sangat puas dengan kebijakan baru istana. Sedangkan Laura, di dalam kamarnya merasa khawatir dengan kondisi pelayan pribadinya yang masih diinterogasi oleh pihak kerajaan. Stefen sangat teliti, ia masih ingat bagaimana dengan insiden pemberian bunga tanpa memberitahu Laura yang dilakukan oleh pelayannya. Oleh sebab itu, pihak istana memeriksa Red demi keamanan.Lalu pikiran Laura kini beralih pada situasi yang baru, wanita yang telah menyebabkan luka di sekujur tubuhnya di masa lalu itu sekarang berada di dalam istana. Itu adalah kehadiran yang istimewa, Laura tidak perlu mencari dengan susah payah keberadaan Astra karena wanita kejam itu sedang menetap di istana."Astra, Stefen, jangan harap kalian bisa berfikir untuk hidup tenang dengan kedatanganku di istana ini. Kalian yang sudah membuatku hancur akan merasakan pahitnya kehidupan. Tunggu saja!" ujar Laura
"Nona Red," ucap pelayan Laura yang datang kembali menemui nonanya, namun ia melihat bahwa nonanya sedang tidur bersama kaisar dalam satu ranjang."Astaga! Maafkan aku, aku tak sengaja melihatnya!" ucapnya terkejut, sontak Red langsung menutup matanya karena pikirannya menjadi kotor membayangkan bagaimana sebelum tuan dan nonanya tidur bersama.Laura mendengar sedikit ucapan Red yang kembali, ia membuka perlahan matanya dan merasakan benda berat yang melingkar di pinggangnya. "Uh, pinggangku!" Laura masih mendengar perkataan Red yang masih mengucapkan kalimat yang diulang-ulang."Aku tak sengaja melihatnya! Aku tak sengaja melihatnya.""Red, kau sudah kembali?" Laura pun sadar jika di sampingnya masih ada Stefen dan sekilas mengingat kembali kejadian semalam dan mereka berakhir tidur dalam satu ranjang yang sama."Stefen, dia tertidur sampai pagi?" Laura kembali menatap Red yang masih menutup matanya, Laura mengerti apa yang sedang dipikirkan pelayannya itu dan pasti mengarah pada k
Stefen berjalan tergesa-gesa, ia masih emosi dengan kata-kata yang dilontarkan wanitanya, Kirim yang akhirnya menemukan kaisar langsung menghampirinya."Yang Mulia, dari mana saja kau?" tanya Kirim. Setelah mendekati kaisar ia pun melihat wajah dan pakaian kaisar yang setengah basah."Apa yang terjadi padamu?" Stefen tak menanggapi ia meneruskan langkah kakinya."Hei!" teriak Kirim kembali, namun Stefen terus berjalan mengabaikan panggilannya."Kenapa dia terlihat begitu kesal? Bukankah kemarin itu dia dengan lantang menjadikan Red satu-satunya menjadi calon istrinya? Semakin hari semakin aku tidak bisa memprediksi apa yang terjadi padanya."Stefen terus berjalan dengan perasaan emosi, permaisuri yang sedang meminum teh di pagi hari tak sengaja melihat aura putranya dari kejauhan, ia mengernyit heran Stefen hari ini terlihat penuh emosi, padahal kemarin putranya memancarkan aura kebahagiaan atas kedatangan wanitanya, tapi pagi ini ia terlihat kesal bahkan Kirim sahabatnya pun tidak dit
"Ya, kami sudah tidur bersama," ucap Laura. Permaisuri semakin emosi mendengarnya."Beraninya kau mengambil kesempatan itu!""Yang Mulia, aku juga tidak ingin mengambil kesempatan itu, tapi sejak pertama kali kami bertemu, mungkin dia sudah jatuh cinta padaku pada pandangan pertama." Semakin melihat permaisuri emosi, semakin Laura ingin membuatnya jengkel. Siapa suruh dia begitu terus terang menghina derajat dirinya. Andai semua orang di istana tahu jika dirinya dan kaisar dulunya adalah teman masa kecil tapi berakhir dengan pengkhianatan."Yang Mulia, aku memiliki banyak pertanyaan tentang dirimu, kenapa dulu kaisar tidak tinggal di istana?" tanya Laura. Permaisuri tercengang mendengarnya."Apa maksudmu?" tanya permaisuri dengan hati yang penuh cemas.Laura mendekati wajah permaisuri dengan dingin dan berbisik padanya."Jika aku bilang bahwa aku adalah rakyat satu-satunya yang tersisa di desa Sinoi dan kaisar adalah sahabatku apa kau akan percaya? Seseorang melakukan sesuatu padanya
"Kenapa kau jadi diam, putri Astra?" tanya permaisuri.Astra langsung menegakkan badannya setelah ia menerka mengenai wanita berambut biru yang mencurigakan."Aku ingin tau siapa sebenarnya wanita itu, aku merasa aku pernah melihat dia sebelumnya." Astra memberi isyarat pada pelayannya."Selidiki wanita berambut itu, berikan informasi yang banyak tentang dia, dapatkan sebanyak mungkin!" Pelayan itu langsung mengangguk. Permaisuri sedikit mengernyit dengan tindakan Astra yang sangat jarang terlihat. "Kau begitu peduli tentang wanita itu?" tanya permaisuri."Aku mencurigainya dan aku tidak suka pada hal-hal yang mencurigakan di hatiku, aku selalu mendapatkan apa yang mengganjal termasuk aku harus mendapatkan informasi tentang dia."Permaisuri menghela nafas."Hah ... tidak disangka putri no.1 Ziarkia melakukan semua itu hanya untuk melawan seorang budak, bukannya ini memalukan?"Astra memasang wajah dingin dan langsung mendekati permaisuri."Ingat satu hal, jika aku tidak bisa menjadi
Pangeran Max, selama Red tidak ada di kediaman Nest, ia menjadi pendiam kembali, semua orang merasa kasihan melihatnya, orang-orang di sekitar sudah tau jika Max tertarik dengan wanita berambut biru itu, namun jika wanita itu adalah milik sang kaisar maka itu akan menjadi sebuah pengkhianatan, sementara Max masih memandangi burung beonya yang membawa kerinduan pada wanita yang dicintainya.Duke Samuel merasa lelah dan kesal melihat anaknya yang jatuh cinta pada manusia dari kalangan rendah, ia bahkan beberapa kali memperkenalkan Max kepada para wanita dari anak bangsawan, namun Max selalu mengatakan dia tidak bisa menikahinya karena hatinya hanya untuk Red saja, lalu suatu hari, seorang pelayan membawa sebuah surat padanya, surat itu tertulis nama Red.Max, ini aku Red, maafkan aku karena aku telah meninggalkanmu dan pergi ke Ziarkia. Kau pasti tau kenapa aku bisa berada di sini, aku hanyalah seorang budak dan harus menyelesaikan tugas dari Duke Samuel untuk mendekati kaisar Stefen Ang
"Red, lama tidak bertemu," ujar Max dengan penuh haru.Sementara Laura menatap sekeliling taman carpable, ia mencari sosok Stefen, orang yang telah mengajaknya bertemu, namun ia tidak melihat Stefen di mana pun.Stefen, kenapa dia tidak ada di sini? Bukannya dia yang mengajakku untuk bertemu? Batin Laura.Max mengikuti arah pandang Laura, namun ia tidak menemukan sesuatu."Apa kau mencari sesuatu?" tanya Max penasaran."Ah, tidak, kebetulan kita bisa bertemu di tempat seperti ini." Max mengernyit heran dengan ucapan Laura."Kebetulan? Bukannya kamu yang mengirim surat padaku untuk bertemu diam-diam?" tanya Max.Laura terkejut dengan ucapan Max."Aku, yang mengajakmu ketemuan?""Benar?"Bagaimana mungkin? Aku sama sekali tidak membuat surat itu, jadi aku di sini di jebak? Apakah Stefen pelakunya? Dia yang mengirimi aku surat untuk datang ke tempat ini."Sudahlah, jangan pikirkan yang lain. Aku sangat senang dengan munculnya surat itu." Max berjalan mendekati Laura. Laura merasa canggung