Share

36

"Nglamun aja!" Yuli menepuk pelan bahu Aara, hingga wanita itu terkejut.

"Eh–kenapa, Mbak?"

"Kamu lagi mikirin apa? Sejak tadi ditanya ngga jawab."

Aara menggeleng, "ngga mikirin apa-apa, Mbak. Mau tanya apa?"

Yuli menunjuk kue nastar yang telah ditata rapi dalam toples. "Mau dimasukkan kardus sekarang?"

"Iya, Mbak. Tolong ya."

Yuli mengangguk. Wanita dengan tubuh berisi itu segera melaksanakan tugas Aara. Dalam hati dia berdoa semoga Aara baik-baik saja. Karena dia paham, percuma saja menyuruh wanita itu bercerita. 

Aara tetaplah Aara. Wanita yang lebih suka menyimpan segala masalahnya sendiri.

Menutup pintu, setelah memastikan kurirnya berangkat mengantar pesanan yang tadi dia siapkan. Aara beranjak menuju kamar setelah terdengar dering ponselnya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Gimana kabarnya?"

"Baik, Ros. Kamu sendiri gimana?"

"Baik. Main ke rumah dong. Bosen nih, tiap hari di r

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status