Tebing hijau berubah menjadi barak militer. Di dalam sana, banyak prajurit yang sudah terkapar dengan luka terbakar yang cukup serius. Karena kejadian ini terjadi di dalam barak saja, maka tak ada rakyat terlibat. Namun kerusakannya cukup parah, meski sangat beruntung tidak ada yang jadi korban.“Tolong tenangkan Anda.” Di sana hanya satu pria bertubuh besar yang berhadapan dengannya dalam keadaan terbakar hidup-hidup, pria tua itu mengenggam pedang besarnya yang tertancap ke tanah.“Komandan Earl.” Tanpa sengaja ia menyebutkan nama serta gelar pria tua itu. Halbert pun tersentak, seketika ia sadar akan perbuatannya barusan. “Mr. Undead, kenapa kau menyerang sekutumu sendiri?” tanya Rose sambil menahan lengannya.“Aku menyerang mereka? Tapi yang aku lihat barusan ...,”Kini ia akhirnya mengerti, ini bukan halusinasi karena kuatnya kebencian itu sendiri melainkan dirinya tersihir sehingga mengakibatkannya melihat ilusi. Tebing hijau yang sebenarnya adalah barak militer sementara G
“Dengar, kau sekarang sedang diculik. Oleh orang yang sangat kau benci itu. Paham?” Suara yang terus menggaung tanpa henti ini, memperingatkan Halbert mengenai kejadian yang sudah dialaminya saat ini. Tak tahu mengapa, Halbert merasa aneh saja. Suara yang entah itu siapa selalu saja didengarnya. Satu hal yang dapat dipastikan oleh Halbert, bahwa mungkin suara inilah yang membangkitkan jiwanya dan sekarang ia telah menjadi Undead. “Sebenarnya, apa rencanamu?” tanya Halbert.“Rencana? Apa maksudmu?”“Kau memberitahukan soal ini, pasti ada sesuatu bukan? Aku tidak mungkin salah, sebab kau yang telah membuatku bangkit kembali. Atau kau hanya tidak ingin kehilanganku yang sudah susah payah kau bangkitkan?”“Cukup, omong kosongmu. Aku hanya sungguh menyayangkan dirimu yang mudah sekali kalut begitu berhadapan dengan orang itu. Berbahagialah karena aku mau memberitahu situasi yang tidak kau ketahui sekarang.”“Cih, pada dasarnya kau hanya ingin tutup mulut. Percuma aku menanyakan apa alasa
“Berhenti bercanda, Gaston.”“Aku tidak bercanda. Aku serius. Aku serius mengatakannya, itulah maksud tujuan pertamaku.” “Apa?” Kedua pria itu yang saling memandang namun dengan rasa kebencian kuat yang melekat, tak ada satupun dari mereka yang berniat mengalah. Bahkan semenjak Gaston membawa Halbert kemari, pasti ada sesuatu yang tidak beres.“Tujuan pertama? Maksudmu ada yang ke-2? Hei! Gaston!” Alih-alih ingin menusuknya dengan senjata, tapi kenyataannya Halbert ingin percaya bahwa ada alasan besar dan kuat yang membuatnya menjadi seperti ini. Tetapi setiap perkataannya selalu terdengar ambigu. Aneh. “Apa ini? Aku merasa janggal? Benarkah dia Gaston yang kukenal? Membunuh orang, apakah itu memang keinginannya?” Setelah Gaston pergi begitu saja, Halbert yang merasa tak cukup puas dengan semua jawaban mantan rekannya tersebut pun lantas segera mengikutinya dari jauh. “Aku akan membongkar kedokmu. Sampai aku mengerti maksud tujuanmu yang tidak jelas itu.”Gaston yang dikenalnya
"Demi kedamaian, dan mencegah bencana yang akan datang." Itulah yang dikatakan oleh Gaston. Untuk sesaat entah mengapa ia percaya dengan omongannya. Namun di satu sisi ia pula merasa aneh. Merasa ada kejanggalan di suatu tempat yang tidak diketahuinya.“Keluarlah, kalian semua!”Setelah mendapatkan peringatan dari Halbert, sontak semuanya yang berniat untuk menyerang lantas menunjukkan diri di hadapan pria itu.“Ternyata benar, kalian ingin menyerangku? Tapi apa tujuannya?”“Titisan Valkyrie.” Salah satu dari mereka menyebutkan. “Maksudmu aku?”“Ya. Kami semua tahu termasuk Tuan Bruke bahwa kau adalah titisannya. Dengan nyawamu, kami bisa hidup abadi tanpa merasakan kematian ataupun menua,” ujar mereka menjelaskannya tanpa ragu. Salah satu dari mereka mulai menarik busur selagi mengatakan, “Kami membutuhkan orang seperti dirimu.”“Kau ingin membunuhku?”“Ya!” Anak panah telah melesat, namun Halbert dengan mudahnya ia menghindar selagi mengambil langkah maju ke arah mereka. Ahli pe
“Dasar tidak waras!!!” Amukan Halbert yang tak terkendali kebencian serta amarah yang terus meledak seiring waktu berjalan. Untuk yang kedua kalinya, dengan tangan Gaston sendiri, pria itu memenggal kepala Halbert tanpa berpikir panjang. Gaston telah melakukannya, bahkan ia pun menunjukkan ekspresi yang sama seperti saat itu. Mata yang lebar namun tatapan itu seakan sinis, mulut yang direnggangkan lebar, menyeringai seakan menikmati. Cipratan darah yang juga menghiasi tubuh, seakan ia baru saja jatuh ke dalam lumpur neraka. Sosok Gaston sungguh berbeda dari yang ia ketahui. “Padahal aku ingin bertanya, kenapa kau mengkhianati? Kenapa semua perkataanmu terdengar seperti kebohongan tapi malah aku berusaha untuk mempercayaimu?“ *** Beberapa saat sebelumnya. Sebelum orang-orang itu datang menyerang Halbert. Mereka semua berkumpul di satu tempat yang gelap, entah berapa di mana sebelumnya. Mereka bersama dengan Gaston, menundukkan kepala mereka pada sosok pria yang disebut Raja ol
Masa kecil Gaston dan Halbert. Diketahui mereka saling kenal satu sama lain semenjak lahir ke dunia ini. Tidak satupun dari mereka yang mengetahui kedua orang tua masing-masing. Sekilas saja, keduanya dirawat selama 2 tahun oleh seorang wanita yang tidak waras. Beruntungnya Gaston dan Halbert tidak mengikut-ngikuti wanita itu sebagai orang yang tidak waras. Dan ajaibnya, mereka berpikir jauh lebih dewasa. Meski Halbert tak seberapa hebatnya memiliki pemikiran rumit seperti Gaston yang sering kali membaca buku. Tentunya buku itu di dapat dari kediaman bangsawan dahulu kala, yang sekarang tempat itu sudah berlumut. Kerajaan saat itu masih dibagi menjadi dua. Antara barat dan timur. Hanya karena perselisihan kecil, hingga mengakibatkannya seperti ini. Suatu hari, ketika mulai berusia sekitar 7 tahun. Peperangan telah terjadi kembali. Halbert diam mematung di daerah kumuh sembari memandang peperangan itu sampai akhir. Ketika salah satu pihak yakni musuh telah binasa, serta para kelom
Tahun demi tahun telah berlalu begitu cepat. Semenjak hari itu, Eadric tak lagi berkunjung datang. Tampaknya ada kesibukan tertentu sehingga membuatnya tak bisa datang. Masa kanak-kanak telah berakhir, Halbert dan Gaston kini sudah beranjak remaja dengan usia 15 tahun. Menggunakan pakaian biasa, keduanya menyelinap masuk ke wilayah sana guna mengintip apa yang sedang terjadi di sana.Lantaran terdapat banyak calon prajurit berbaris di halaman terbuka, serta dengan sosok Eadric yang mengatakan sepatah dua kata. “Hei, paman itu bukannya yang pernah kita temui ya?”“Iya, kita bertemu dengannya. Tapi dia terlihat masih muda, jadi lebih baik panggil dia kakak saja.”“Eh, tapi kudengar dia adalah Putra Mahkota, orang yang akan jadi raja nantinya.”“Benarkah? Kalau begitu dia sudah berumur untuk menikah?” “Aku tidak tahu sampai situ. Tapi dia tidak pernah terlihat kalau dia memiliki kekasih.”“Hahaha, benar juga ya.” Di tengah pidato berkelanjutan, Eadric membuka mata lebar-lebar ke sud
Naiknya tahta Eadric, sebagai Raja di Kerajaan bagian Barat membuat perubahan besar terhadap perselisihan perang. Namun, hal tersebut harus dilalui selama 5 tahun lamanya. Dalam 5 tahun kelompok Pedang Raja yang merupakan tangan kanan Raja langsung, dipimpin oleh Halbert. Banyak prestasi yang mereka dapatkan sehingga posisi mereka dijunjung tinggi. Lalu, dalam kesenjangan perang di mana musuh mulai terpukul mundur. Sesaat kedamaian berlangsung, terjadi sesuatu pada Gaston.[Selamat siang. Maaf menganggu waktu kesatria seperti Anda. Kami dari keluarga Bruke, ingin membicarakan sesuatu, bisakah Anda datang ke kediaman kami?]Surat singkat itu ditujukan untuk Gaston dari Marquis Bruke. Dari bangsawan yang memiliki posisi tak tergoyahkan. “Halbert! Aku akan pergi sebentar. Bisakah kau menunggu di perpustakaan?” tanya Gaston.“Apa? Kenapa? Apa yang ingin kau lakukan?”“Sepertinya ini semacam undangan makan malam atau apa.”“Eh, kau diundang sementara aku tidak? Menyebalkan.”“Jangan mer