Bara Sena mencium kening Xia Yu. Lalu dia pun melangkah keluar dari dalam rumahnya."Aku akan kembali setelah dari pasar," kata Bara Sena.Xia Yu tersenyum."Aku akan menunggu kakak dirumah," kata Xia Yu.Bara melangkah pergi meninggalkan rumah yang ada di tengah kebun buah persik. "Sudah sepuluh hari aku berada ditempat ini. Sekarang titik meridian milikku telah terbuka sembilan. Aku harus berlatih lagi untuk meningkatkan kekuatan. Tempat yang aman ini...Semoga akan selalu seperti ini..." batin Bara Sena.Namun sayangnya harapan Bara tidak terwujud. Beberapa jam setelah dia pergi dari kebun itu, puluhan bayangan hitam bergerak cepat di dalam kebun menuju ke rumah milik Bara Sena dimana di dalam sana hanya ada Xia Yu yang tengah menanak nasi dan menumis sayuran.Terdengar ketukan pintu membuat Xia Yu segera melangkah ke ruang depan. Saat itulah dia merasakan aura membunuh."Siapa yang ada diliuar? Sepertinya bukan kakak Bara..." batin Xia Yu.Dia segera mengambil pedang yang tergantu
Bukit Huangshan,Xia Yu terlihat tak berdaya dengan tubuh kotor oleh darahnya sendiri. Dia tak sadarkan diri tergeletak di atas tanah berbatu di puncak bukit Huangshan. Bukit yang berukuran cukup besar di kota Yushan."Tetua Xiao Shin, apakah menurutmu Bara Sena akan datang ke tempat ini?" tanya pria yang bertugas menculik Xia Yu."Tenang saja. Dia sangat peduli pada gadis ini. Aku yakin dia akan segera datang," kata Xiao Shin.Ada dua tetua yang berada di bukit tersebut. Sementara tetua yang lain berada Sekte Utama untuk berjaga-jaga jika ternyata Bara Sena malah justru menyerang Sekte tersebut."Semua jebakan telah kita pasang. Para pendekar juga juga siap untuk melakukan serangan kejutan saat dia melangkah ke kaki bukit ini," kata pria bercadar tersebut."Bagus, tetua ke-5 Xiao Gu juga sudah siap dengan para pendekar yang menanti di sekitar lereng bukit bagian selatan. Jika dia melewati tempat itu, aku yakin Bara Sena ini akan menemui banyak kesulitan yang memudahkan kita untuk me
Tiga orang menuruni bukit Huangshan dengan cepat. Mereka juga berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan di tengah jalan. Ketiganya bukanlah Pendekar sembarangan. Mereka adalah pendekar dari Sekte Utama yang telah selesai berlatih hingga ke tahap Awal Pemurnian Tulang.Ketiganya juga akan menjadi pengganti tetua generasi selanjutnya. Bagi Sekte Utama ketiganya adalah orang-orang hebat di Sekte sehingga mereka sangat dihargai.Bara Sena menyelinap dibalik pohon untuk mengintai saat dia merasakan hawa kehadiran tiga Pendekar membuatnya segera bersembunyi."Mereka bukan orang-orang yang lemah...Rupanya Sekte Utama diisi banyak Pendekar hebat..." batin Bara.Setelah ketiga pendekar itu lewat, Bara Sena kembali melesat ke atas. Dia merasa enggan untuk menghadapi ketiga pendekar tersebut. Entah mengapa ketiganya seperti berada di atas Xiao Gu atau tetua ke-5 dalam hal kemampuan."Urusanku adalah di puncak bukit itu. Jika aku mengurus mereka, itu akan memperlambatku...Xia Yu harus
Istana Awan Es,Xia Qing Yue menghadap Ratu Es dan berlutut di lantai. Begitu juga Chu Yue Li."Kalian cukup lama berada di luar sana. Apa saja yang kalian berdua lakukan?" tanya Ratu Es."Maaf Ratu, seperti yang pernah saya katakan beberapa waktu yang lalu, urusan Pernikahan Xia Qing Yue cukup panjang. Qing Yue meminta saya untuk melakukan beberapa hal," kata Chu Yue Li.Mata biru Ratu Es menatap ke arah Xia Qing Yue. Gadis itu tak bergeming di tatap oleh orang nomer satu di Istana Awan Es tersebut."Ada apa dengan pernikahan yang hanya di mata saja Qing Yue?" tanya Ratu.Qing Yue membungkuk hormat."Pernikahan itu adalah untuk membalas jasa orang tua dari Xiao Feng. Tapi hanya dengan pernikahan saja itu tidak cukup Ratu...""Apa!? Pernikahan saja tidak cukup!? Arogan sekali bocah dari keluarga Xiao itu!?" tanya Ratu dengan mata menyorot tajam."Bukan begitu Ratu, seperti yang kita ketahui, kita tidak diperbolehkan memiliki perasaan terhadap lawan jenis karena Kutukan es yang mengha
Xiao Shin tertawa terkekeh-kekeh melihat Bara Sena yang terkejut setelah mendengar nama Xiao Wang."Hahaha! Bukankah itu lucu!? Seorang manusia masih hidup meski tempat itu rata dengan tanah!" kata Xiao Shin.Bara Sena menduga-duga kenapa Xiao Wang masih bisa bertahan hidup padahal dia telah menghancurkan tempat itu menggunakan Pukulan Sembilan Kutukan Neraka.Gara-gara memikirkan hal itu membuat dia menjadi sedikit lengah. Salah satu benang milik Xiao Shin menancap di lengannya. Bara menjerit keras merasakan sakit yang luar biasa."Hahaha! Bagaimana rasanya? Apakah kau menyukainya?" Bara mengerang keras sambil melakukan tendangan ke perut Xiao Shin. Namu gerakan nya terlihat oleh tetua ke-3 tersebut. Dengan cepat Xiao Shin melompat mundur dan langsung menyerang kembali menggunakan Benang Pengikat Jiwa miliknya."Benang keparat!" umpat Bara Sena kesal.Sepuluh benang itu melayang dengan cepat kearah kepala Bara Sena. Dengan cepat pula sukma pemuda itu menangkis benang tersebut lalu
Sosok Bara Sena dengan sepasang tanduk merah itu menyeringai lebar."MANA DIA!?" tanya nya dengan suara berat.Xiao Shin tak menjawab. Dia malah bersiap untuk menyerang menggunakan Benang Pengikat Jiwa miliknya. Bara Sena yang melihat itu menjadi marah. Aura merah keluar dari telapak tangannya lalu dia pun melepas aura itu kearah Xiao Shin yang hendak menyerangnya.Wuuuuusss!!Xiao Shin terpaksa menghindari serangan lebih dulu ke arah kanan. Aura itu menghantam batu besar hingga hancur berkeping-keping.Blaarrrr!Gelombang ledakan nya membuat Xiao Shin terkena imbasnya. Saat dia sibuk menahan tubuhnya dari gelombang ledakan, dari belakangnya muncul sosok Bara Sena dengan tinju yang siap untuk menghantam."KAU MEMBUAT DIA MURKA YA? KAU HARUS MATI KALAU BEGITU!" Xia Shin terkejut. Namun terlambat baginya untuk menghindari serangan. Tinju Bara Sena telah bersarang di punggungnya dengan keras hingga terdengar bunyi tulang patah yang mengerikan.Krak!Xiao Shin menjerit keras merasakan b
Beberapa hari kemudian, malam hari, di Aula Sekte Utama Xiao...Di aula sekte telah berkumpul beberapa orang penting yang sengaja di kumpulkan oleh ketua Sekte alias Xiao Zun, ayah dari Xiao Zen.Tetua pertama, Xiao Bo duduk di sebelah tetua ke-4 Xiao Yan. Sedangkan Tetua ke-2 Xiao Lu duduk bersama salah satu Pendekar yang datang dari Kerajaan Jiangsu, namanya adalah Lin si Pendekar Pedang Hantu.Aula yang cukup besar itu terlihat lengang karena hanya diisi lima orang yang tengah mengadakan rapat mendadak tersebut."Ada apa Pemimpin Sekte memanggil kami? Apakah ada kabar dari Xiao Shin dan Xiao Gu?" tanya Xiao Bo.Xiao Zen mengeluh jenggotnya."Jutru itu yang tengah ingin aku bicarakan dengan kalian..." sahut Xiao Zen dengan wajah yang terlihat gelisah.Ketiga tetua saling berpandangan. Pendekar Lin hanya memejamkan mata sambil melipat tangan didepan dada. Pemuda itu terlihat sangat santai."Katakan saja apa yang ketua ketahui...Kami akan mendengarkan nya," kata Xiao Yan.Xiao Zen men
Ketua Sekte dan tiga tetua yang melihat sesuatu dari dalam kantong kain emas itu sangat terkejut melihat sosok tanpa tangan dan tanpa kaki tergeletak di lantai. Sosok yang tak lain adalah sosok tetua ke-3 itulah yang membuat mereka semua terkejut setengah mati.Mereka merasa miris melihat keadaan tubuh Xiao Shin yang sangat mengenaskan. Tubuhnya buntung tanpa kaki dan tanpa tangan, sedangkan mulutnya dijahit menggunakan Benang Pengikat Jiwa miliknya sendiri."Tetua ke-3...Xiao Shin..." desis Xiao Bo tak percaya.Aula utama gempar seketika. Xiao Zun langsung mengutus pengawalnya untuk mencari pengirim peti dan menangkapnya."Siapa yang melakukan ini...? Sungguh kejam sekali..." gumam Xiao Yan."Apakah dia masih hidup?" tanya Xiao Lu.Di antara mereka berempat, Xiao Lu adalah orang yang paling tak tega melihat keadaan Xiao Shin.Xiao Bo pun berjongkok lalu menempelkan jarinya ke hidung Xiao Shin."Masih. Tapi sangat lemah sekali...Kemungkinan dia dalam keadaan sekarat..." kata Xiao Bo.