Share

132. Rasa Khawatir Eyang

Kemudian Nagabona menanyakan asal muasal Galuh Tapa dan Andaran.

Setelah pemuda itu menjelaskan secara garis besarnya, raja itu manggut-manggut tanda mengerti.

''Rupanya kalian kalian memiliki musuh yang sangat kuat, ''sambung Nagabona. ''Jika suatu saat nanti kau membutuhkan pertolongan, maka pergilah ke pesisir pantai, kami akan dengan akan datang dengan bala tentara besar.''

Galuh Tapa sangat berterima kasih atas tawaran itu. Meski dia tidak yakin akan bertarung pinggir laut, tapi jika itu sampai terjadi maka pasukan ular naga akan sangat membantu.

''Karena kau sudah mengampuni nyawa kami. Maka hidup kami adalah milikmu, ''ucap Nagabona.

Tradisi ini sebenarnya banyak ditemukan pada kaum lelembut yang memiliki martabat besar.

Ketika nyawa mereka diampuni, maka seluruh hak hidup mereka menjadi milik orang yang mengampuni.

"Tidak begitu paman, bagiku ini sudah selesai dan hubungan kita akan terjaga sebagai teman ''ucap Galuh Tapa.

''Galuh...? ''Nagita berusaha memotong, tapi ucapann
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status