Share

Episode ~ 06

Sambil berjalan di dasar jurang, Lao Feiying juga memungut beberapa benda yang berfungsi untuknya yang dibuang oleh para warga desa Losian.

Bagi para Kultivator, barang tersebut tidak terlalu berfungsi, namun bagi Lao Feiying yang berasal dari dunia modern, cukup membantunya untuk bertahan hidup.

" Mereka tidak tau jika benda seperti ini sangat berharga di duniaku." Gumam Lao Feiying, sambil memungut beberapa benda di sepanjang jalan.

Bahkan Lao Feiying juga mendapatkan sebuah belati yang sudah usang, yang gagangnya sudah lapuk.

" Sayang sekali aku tidak memiliki peralatan untuk merakit senapan." Lao Feiying tersenyum pahit, karena tidak memiliki senjata apapun, kecuali belati yang sudah usang.

Terlebih Lao Feiying tidak memiliki tempat penyimpanan, sehingga dia hanya memilih barang yang penting saja.

" Rasanya seperti hidup di zaman purba." Gumam Lao Feiying, sambil mengasah belati yang sudah berkarat di atas batu.

Sesaat Lao Feiying mengambil sepucuk surat yang terselip di bajunya yang sudah compang camping.

" Bukan urusanku." Setelah membaca surat tersebut, Lao Feiying membuangnya begitu saja, karena tidak menarik perhatiannya.

Dengan pengalamannya yang sering berburu di hutan, Lao Feiying berjalan mengendap-endap saat melihat bekas jejak kaki binatang.

Dengan kemampuannya yang sudah mencapai Pendekar Ahli tingkat tujuh, Lao Feiying harus berhati-hati, karena kekuatannya sekarang masih belum cukup untuk bertarung melawan hewan buas.

Tidak lama kemudian, terlihat seekor kijang yang sedang berjalan di semak-semak.

Dengan tumbuhan merambat yang sudah disediakan sebelumnya, Lao Feiying berniat mengikat kijang tersebut, agar tidak bisa lari terlalu jauh.

" Langkah Harimau Menerkam."

Wuush!

Lao Feiying berlari ke arah kijang yang tidak menyadari keberadaannya.

Dengan satu lompatan, Lao Feiying yang sudah berada di atas punggung kijang, kini dengan buru-buru mengikat leher kijang dengan tumbuhan merambat di tangannya.

GOOAAAH!

Kijang yang begitu terkejut dengan kemunculan Lao Feiying, langsung melompat dan berlari terbirit-birit, hingga Lao Feiying terjatuh dari punggungnya.

" Sial... Ternyata kijang ini sangat kuat." Lao Feiying mengumpat dalam hati, karena kijang tersebut berlari sangat kencang, meskipun lehernya sudah terikat.

Agar buruannya tidak terlepas, Lao Feiying dengan buru-buru mengejarnya lalu menangkap tumbuhan merambat yang menjuntai.

Agar tumbuhan merambat tidak putus, Lao Feiying dengan sigap mengikat ujungnya ke salah satu pohon kecil yang sekira bisa memperlambat kecepatan sang kijang.

Creeessh!

Pohon kecil itupun tercabut, hingga terseret mengikuti jejak sang kijang yang terus berlari, meskipun kecepatannya sudah berkurang.

Dengan ikatan tumbuhan merambat di lehernya, sang kijang semakin lama semakin kesulitan untuk bernafas, karena tumbuhan merambat tersebut seakan mencekik lehernya.

" Sekarang!" Lao Feiying dengan sigap menyerang sang kijang secara membabi-buta dengan belati di tangannya, membuat buruannya berlumuran darah.

Membutuhkan usaha dan kerja keras, pada akhirnya kijang itupun tersungkur di tanah, hingga kehilangan nyawa.

" Haaah, Haaah.... Kijang ini sangat merepotkan." Dengan nafas terputus-putus, Lao Feiying menggerutu dalam hati, karena akibat mengejar kijang tersebut, dia harus lebih jauh masuk ke dalam hutan.

Sementara itu seekor serigala berjalan dengan mengendap ke arah Lao Feiying yang sejak awal mengawasinya.

Lao Feiying yang sudah kelelahan karena mengejar buruannya, masih belum menyadari bahwa bahaya sedang mengincarnya.

Rrraawr!

Saat Lao Feiying sedang lengah, serigala itupun langsung melompat dan menerkam Lao Feiying yang sedang mengatur napasnya.

Menyadari adanya bahaya dari arah belakang, Lao Feiying dengan buru-buru membalikkan badannya, sambil menyilangkan kedua tangannya di depan wajahnya.

Terkaman serigala terlalu cepat, sehingga Lao Feiying tidak sempat menghindar, secara reflek melindungi wajahnya.

Craaakk!

Terdengar suara tusukan seakan menembus kulit serigala.

" Apa yang terjadi?" Gumam Lao Feiying, secara perlahan membuka matanya, hingga tatapannya tertuju pada serigala yang tertusuk tumbuhan merambat yang sangat tajam.

" Ini..." Lao Feiying membuka matanya lebar-lebar, karena tumbuhan merambat tersebut berasal dari telapak tangannya sendiri yang sedang melindunginya.

Buussshh!

Dalam hitungan detik, tubuh serigala hanya tertinggal tulang belulang, seakan tersedot ke dalam roh beladiri Tengwan.

" Gluug." Lao Feiying menelan ludah kasar, karena roh beladirinya sekarang yang berbentuk tumbuhan merambat, bisa melahap apapun.

Creeessh!

Roh beladiri Tengwan kembali memendek dan mengecil hingga seukuran jari telunjuk di telapak tangan Lao Feiying.

" Jadi... Kamu adalah roh beladiri ku?" Tanya Lao Feiying, sambil menatap ke arah tumbuhan merambat di telapak tangannya.

Seakan mengerti apa yang ditanyakan tuannya, roh beladiri Tengwan yang berbentuk seperti lintah, seakan mengangguk.

" Lalu bagaimana dengan roh beladiri Harimau Pelahap milikku?" Tanya Lao Feiying, ke arah tumbuhan merambat.

Roh beladiri Tengwan itupun kembali memanjang, seakan menulis sesuatu di atas tanah di depan Lao Feiying berdiri.

Mendapatkan gambaran dari roh beladirinya, Lao Feiying mulai mengerti jika tumbuhan merambat tersebut membutuhkan banyak roh beladiri lainnya agar bisa lebih kuat dan bisa berubah wujud menjadi Harimau Pelahap.

Dengan gabungan dari roh beladiri Tengwan, maka pertahanan roh beladiri Harimau Pelahap akan tumbuh menjadi kuat, jika banyak memakan korban.

Namun untuk sekarang, Lao Feiying tidak bisa mengeluarkan roh beladiri Harimau Pelahap, karena tingkat Kultivasi Lao Feiying masih belum cukup.

" Sekarang tunjukkan kemampuanmu untukku." Lao Feiying mengarahkan telapak tangannya ke arah mayat kijang yang tergeletak di tanah.

Creeessh!

Tumbuhan merambat itupun kembali memanjang hingga menusuk tubuh kijang hingga dalam hitungan detik, menjadi tulang belulang.

Pada saat yang bersamaan, Lao Feiying bisa merasakan tubuhnya semakin kuat, meskipun masih belum mampu untuk menerobos.

" Kemampuan yang sangat mengerikan?" Lao Feiying berkeringat dingin, karena roh beladirinya seperti karnivora yang melahap semua yang bernyawa.

Dari Informasi di otaknya, Lao Feiying mengetahui bahwa roh beladiri memiliki beberapa tingkatan, mulai dari yang paling rendah hingga tingkat tinggi.

1. Roh beladiri tingkat dasar. Sering ditemukan pada warga biasa yang paling sulit untuk berkembang.

2. Roh beladiri tingkat menengah.

3. Roh beladiri tingkat atas.

4. Roh beladiri tingkat suci.

5. Roh beladiri tingkat alam.

6. Roh beladiri tingkat bumi.

7. Roh beladiri tingkat langit.

8. Roh beladiri tingkat surgawi.

9. Roh beladiri tingkat dewa. Paling mudah untuk meningkatkan Kultivasi.

Dari kesembilan tingkatan roh beladiri, didapatkan dari garis keturunan ataupun bisa ditingkatkan dengan menggunakan benda pusaka yang sesuai dengan roh beladirinya.

Sedangkan untuk roh beladiri tingkat dewa, sudah tidak bisa ditingkatkan lagi, karena sudah berada di puncak roh beladiri.

Namun untuk meningkatkan kualitas roh beladiri, bukanlah perkara mudah, karena sangat sulit untuk mendapatkan benda pusaka yang cocok.

Berbeda dengan Lao Feiying yang memiliki roh beladiri Tengwan tingkat dasar dan roh beladiri Harimau Pelahap tingkat bumi, jika sudah memiliki wujud Harimau Pelahap, maka bisa menjadi roh beladiri tingkat langit tanpa bantuan benda pusaka.

Namun untuk mendapatkan roh beladiri tingkat langit, roh beladiri Tengwan harus menyerap semua yang bernyawa, agar menyatu dengan roh beladiri Harimau Pelahap.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status