Share

Bab 44

Setelah beberapa saat, Dini dipindahkan ke ruang rawat inap. Dini masih terlihat lemah dan pucat. Aku yang melihat kondisi Dini merasa kasihan juga. Kenapa hal ini bisa terjadi padanya.

Pak Bimo memilih ruang rawat VIP, biar Dini merasa nyaman juga. Dini terbaring tak berdaya masih dengan transfusi darah.

"Din, gimana perasaan kamu, Nak?" tanya Bu Ratna.

Dini tak bersuara. Dia hanya meneteskan air mata sambil memandang Ibunya. Kemudian menatap Pak Bimo. Setelah itu dia menatap kami satu persatu. Namun, saat menatap Nabila, tatapannya berhenti. Dini kemudian menunjuk Nabila dengan telunjuknya.

Aku dan Imron saling berpandangan tak mengerti maksud Dini apa. Nabila pun mengernyitkan dahinya. Apa maksud Dini menunjuk Nabila????

Dini kemudian memberi tanda agar Bu Ratna mendekat. Kemudian dia membisikkan sesuatu kepada Bu Ratna. Bu Ratna terlihat meradang.

"Maaf, Mbak Nabila! Bisa kita bicara di luar?!" ajak Bu Ratna.

"Ada apa, Bu? Kenapa tiba-tiba Ibu ngajak Mbak Nabila keluar?" tany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status