Share

Ridiculous excuse

"Dulu kau bernyanyi?" Edward hanya mengangguk sebagai jawaban. 

"Kenapa berhenti?" Rosie mulai menemukan topik pembicaraan baru yang menarik baginya. Yang paling penting bisa mengalihkan perhatian dari rasa terpesonanya pada Edward.

Pemuda itu kembali menyesap teh hijau yang terasa pahit. Getir yang bukan berasal dari teh kembali ia rasakan mengingat masa-masa itu. Kenangan yang dulu begitu bahagia kini meninggalkan nyeri kala kau mengingatnya sebagai kisah yang tidak akan terulang.

"Dulu aku punya mimpi. Cita-cita yang konyol." dia terkekeh tanpa jejak kesenangan, "Aku ingin menjadi penyanyi. Bahkan aku sempat mendirikan Band waktu SMA. Tapi, aku sadar kalau itu adalah impian mustahil." 

Edward berhenti untuk memutar lagi ingatan tentang masa-masa sulit saat dia harus melepaskan musik demi berlajar giat karena harus masuk universitas ternama. Edward tersenyum getir.

Al

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status