Share

Bab 46 - Marah

Pria dengan kemeja putih polos itu tampak tersenyum menanggapi gumamanku. Tunggu dulu, apa dia mendengar perkataanku?

“Nggak apa-apa," ucapnya ramah.

Aku berdiri mematung melihat respon dari pria tampan itu. Sungguh pria yang ramah dan lembut.

Selanjutnya aku menuju lantai tiga untuk bergabung dengan mahasiswa baru. Menurut Edgar, akan ada sambutan dari kepala dewan Universitas untuk mahasiswa baru. Sebenarnya aku malas untuk ikut kegiatan ini. Tapi apalah daya, Papa pasti akan menanyaiku. Aku hanya tak ingin membuat Papa kecewa padaku.

Tiba tiba terdengar ponselku berbunyi, ternyata Mama yang meneleponku.

“Iya Ma?”

“Hulya, ini ada wartawan telepon terus ke rumah nanyain kamu dan yang lainnya. Mereka bilang untuk diwawancara di acara tv,” ucap Mama dibalik telepon.

“Duh, Hulya nggak mau kalo harus tampil di tv," sahutku.

“Ya sudah, nanti Mama bilang Papa biar urus semua ini.”

“Baik. Makasih, Ma!”

Selalu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status