Share

56. Rey dan Zin

Zinnia merawat Reyner dengan telaten dan sabar. Gadis itu lega sekali setelah sang direktur mulai sadar dari komanya. Pria itu masih bisa bersikap arogan meski ia sedang terluka. Wajah tampannya terdapat beberapa goresan luka akibat terkena pecahan kaca. Pelipisnya masih terbungkus perban. Tangan kanannya pun terluka cukup parah. Membuat pria itu bahkan tak bisa menggenggam sendok untuk makan.

"Ini, Mas. Aaaa," ujar Zinnia sembari meniup-niup bubur sayur untuk sang atasan. Meminta pria itu untuk membuka mulutnya.

Reyner menuruti ucapan gadis di depannya. Meski ia sendiri geli karena diperlakukan seperti anak kecil. Namun, ia tak bisa menolak. Jika menolak, ia akan kelaparan. Dasar kau Rey, gengsimu terlalu tinggi.

"Bubur buatanku enak kan, Mas?" tanya Zinnia. Reyner hanya menatap gadis itu dengan malas.

"Hm," gumam pria itu sembari menelan bubur di mulutnya.

"Nih. Lagi, Mas. Aaa," ucap Zinnia kembali menyodorkan sesuap bubur.

"Aku bukan anak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status