Share

72. Jangan Pergi, Please!

Yenny menatap Stemmy yang lemah, berusaha sekuat tenaga menahan sakit yang makin menyayat setiap bagian tubuhnya. Dia bergulingan di atas kasur, sambil terus mengerang. Wajahnya pucat, keringat dingin terus saja mengucur karena Stemmy berusaha bertahan dari kesakitan luar biasa. Yenny hanya bisa memegang tangan Stemmy sambil menangis. Tidak pernah dia melihat orang semenderita ini. Bahkan papanya, saat sakit yang lalu tidak seburuk ini kondisinya.

Clarissa pun tak tega melihat Stemmy. Dia cepat menelpon Adimasta, memastikan Adimasta akan segera datang. Tapi Adimasta tidak merespon panggilan Clarissa. Bingung, cemas, kalut, itu yang berkecamuk di hati dua gadis itu.

Pintu kamar diketuk. Cepat-cepat Clarissa membuka pintu, dan Adimasta masuk. Pemandangan yang memilukan tampak di mata Adimasta. Stemmy terkapar, tak berdaya di atas kasur.

"Di, aku ga tahu mau gimana? Aku ga sanggup lihat Stemmy." Clarissa menatap Adimasta dengan perasaan carut marut.

"Dok

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status