Share

Season 2 Bagian 9. Sayang

Wajahnya dingin. Sama sekali tidak ada senyuman di bibirnya. Sorot matanya yang tajam itu terasa bagai menembus jantungku.

"Dia?" tanyaku bingung. Suara yang keluar terdengar gemetar karena rasa takut.

Aku heran dengan keadaan sendiri, mengapa harus takut dengannya? Memangnya dia siapa? Bahkan dia bukan siapa-siapa!

Laki-laki itu tampak menghela napas panjang, lalu mengembuskannya kasar. Dia melepaskan genggaman tangannya dariku, setelah itu mengusap wajah sendiri.

"Maaf," lirihnya. Setelah itu, lagi-lagi dia menghela napas panjang.

"Maaf? Kenapa?" Aku bertanya hati-hati, lalu memberanikan diri memindai wajah coklatnya yang tampak frustrasi. Lagi-lagi hatiku bertanya, ada apa dengannya?

"Tidak apa-apa," sahutnya, "Ayo."

Ia kembali melanjutkan langkah panjangnya menuju sepeda motor yang terletak tidak jauh dari kami berhenti.

Tanpa bicara, ia segera men-starter kuda besinya itu. Lalu, setelah memastikan aku duduk dengan sempurna, ia melajukan kendaraannya itu menuju mesjid terdekat.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status