Share

25

Rion ikut duduk di ayunan yang dipakai Nana merenung dan memperbaiki hati dan perasaannya yang hancur.

Derit ayunan besi yang cukup keras menyadarkan Nana dari lamunan dan memperhatikan tampang acak-acakan Rion yang kini duduk di hadapannya.

"Rin, kamu kenapa?" Nana mengusap kepala Rion, tatapan mata Rion cukup nyalang.

Mendengar suara Nana setelah beberapa jam terdiam, membuat sedikit perasaan Rion menghangat.

"Kamu udah gak apa - apa, Na?"

"Rion sendiri kenapa? Kok kayak gini? Gak biasanya?"

"Aku emosi aja, tapi senang bisa melihat Nana tersenyum lagi. Sakit tau liat kamu menangis kayak tadi." Rion menyentuh puncak kepala Nana, mengelusnya penuh sayang.

"Rion menakutkan loh kalau marah. Aku tau kalau Rion sedang marah tadi." Nana tersenyum lembut sembari mengusap kepala Rion.

"Nana, ada yang mau ketemu." Leon muncul di pintu belakang, menyusul Sandy di belakangnya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status