Share

Eremus

Nod terengah-engah mencoba meraup oksigen dari sekelilingnya. Paru-parunya kembang-kempis dengan cepat memekik kelelahan.

“Kau bohong!” ujar Nod yang masih terengap dan mencoba berkata-kata.

Fibrela didudukan pada gundukan batu di pinggir jalanan. Matanya sibuk memadangi jalan yang sepi dan suram itu.

“Aku tidak bohong.”

“Kau bilang kita akan menemukan jalannya setelah bukit itu,” kata Nod. “Itu bukan bukit. Itu gunung.”

Senyum kecil tersembul dari wajahnya yang pucat. Dia bahkan tidak punya tenaga lagi untuk tergelak.

“Tapi caraku manjur, kan?” dalih Fibrela. “Paling tidak itu memotivasimu untuk berjalan lebih cepat.”

Nod menghembuskan napasnya dan menggeleng-geleng kepalanya. “Kau ini,” katanya sebal, “benar-benar menyebalkan.”

Fibrela menatap sepanjang jalan utama beraspal itu sayu. Mereka sudah sampai di pinggir jalan, tetapi sej

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status