Share

Berpisah untuk Bersama

"Aku masih suaminya, jadi aku masih punya hak untuk Zia," tegas Amran.

"Baru masih, kan? Cepat tanda tangan agar semuanya jelas," titah Bara.

"Kamu gak punya hak buat nyuruh-nyuruh saya!" Amran mulai berkacak pinggang.

"Ayolah, Mas. Tanda tangan sekarang. Aku masih harus ke kantor karena banyak kerjaan yang belum aku selesaikan," pinta Zia dari belakang Bara.

"Aku akan tanda tangan, tapi biarkan dulu semuanya keluar dan hanya tersisa kita berdua saja. Bagaimana?" tanya Amran sambil tersenyum menyeringai.

"Baik." Zia pun menatap semuanya satu persatu. "Mohon maaf, untuk semua yang tidak berkepentingan, dimohon untuk keluar."

Satu persatu semua orang pun keluar, meski menunjukkan wajah ketidakrelaan. Namun tidak dengan Bara. Dia malah memasang tampang dingin sambil menatap Amran tajam.

"Zia sudah meminta semuanya untuk keluar, kenapa kau masih di sini?" Amran bertanya dengan kesal.

"Aku punya kepentingan di sini. Lagi pula untuk apa kamu minta waktu berdua saja? Bukankah selama tiga tah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
gmn rasanya Amran bunga yg qm kirim utk Zia di buang kesampah sakit dong ya itu blm seberapa dgn apa yg di lakukan qm sama Zia amran
goodnovel comment avatar
Marianah
sukurin mknya jng plin plan jd cwo gk punya pendirian sih .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status