Share

BAB 3: KENAIKAN INTI EMAS

Pada 500 tahun silam, dunia dilanda kesengsaraan saat Alam Surgawi dan Alam Iblis terus berperang. Pada saat itu, Dewa Iblis berhasil menyempurnakan kultivasinya hingga tahap akhir. Ambisinya adalah memimpin dunia, menghancurkan 3 alam dan menyatukannya menjadi satu. Namun, ambisinya yang mengerikan itu berhasil digagalkan oleh Kaisar Langit Li Qin.

Dewa Iblis tidak bisa dibunuh. Kaisar Li Qin hanya bisa menyegel jiwanya dengan mengorbankan roh primodialnya untuk memperoleh kedamaian dunia. Dewa Iblis akhirnya berhasil disegel. Akan tetapi, setengah jiwanya berhasil luput dan menyebar ke alam lain.

Hingga saat ini, Klan Iblis masih belum menyerah. Mereka selalu melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan Dewa Iblis guna mengembalikan kejayaan Klan Iblis seperti 500 tahun silam. Sedangkan sisa jiwa Dewa Iblis, sampai saat ini masih belum diketahui letak keberadaannya.

“Zhang Xu Feng? Zhang Xu Feng!” Hei Na berusaha membangunkan Zhang Xu Feng setelah menyelamatkannya dan membawa tubuhnya kembali ke daratan.

Hei Na bahkan dengan rela mentransfer energi spritualnya yang masih sangat lemah agar bisa menyadarkan Zhang Xu Feng kembali. Karena sebelum Ketua Sekte Murong menitipkan Zhang Xu Feng kepadanya, Hei Na telah berjanji akan melindungi Zhang Xu Feng segenap jiwa dan raganya.

“Di mana aku? Apa yang terjadi?” cecarnya setelah sadarkan diri.

“Ahh … akhirnya kau sadar juga.” Hei Na menghela napas lega, lalu reflek berhenti mentransfer kekuatan spiritualnya. “Apa kau baik-baik saja?” tanyanya.

“Aku … aneh. Aku baik-baik saja.” Zhang Xu Feng masih ling-lung menghayati kondisinya. “Hei Na, ini aneh!”

“Kenapa? kenapa? apa yang aneh? Biar kulihat. Tidak, kurasa tidak ada yang aneh. Kaki dan tanganmu masih utuh … apalagi kepalamu.” Tampak histeris mengkhawatirkan kondisi Zhang Xu Feng sembari memeriksa tubuhnya.

“Aiiihh … bukan itu. Aku hanya merasa … tubuhku sangat baik. Aku tidak pernah merasa lebih kuat dan semangat dari sebelumnya,” imbuhnya.

“Benarkah? Apa karena ini?” Hei Na memperlihatkan sebuah benda aneh yang dia lihat di genggaman tangan Zhang Xu Feng, selepas menyelamatkannya dari dalam mata air.

“Apa itu?” Zhang Xu Feng bertanya-tanya.

Dari penampilannya tampak seperti pedang mainan yang berkarat, dengan panjang hanya sekitar 30 Cm.

“Apa kau tidak ingat? Benda aneh ini yang tadi memancarkan sinar merah dan membuatmu mengerang kesakitan. Tapi setelah kuperiksa, ternyata hanya rongsokan tidak berguna.” Menurut Hei Na seperti itu.

“Benar. Entah bagaimana respon mereka jika melihat benda semacam ini ada padaku. Mereka pasti akan menertawakanku habis-habisan,” ucap Zhang Xu Feng dengan nada bicara lesu.

“Terserah ingin kauapakan benda ini. Aaahh … aku sangat lelah setelah menghabiskan banyak energi. Kalau begitu, aku tidur dulu.” Tanpa menunggu persetujuan, Hei Na kembali ke wujud selestialnya sebagai hewan spiritual Hayulara.

Hewan spiritual Hayulara adalah hewan spiritual kuno yang berlemen air dan juga tinggal di dalam air. Bentuknya seperti kucing laut yang memiliki sirip naga. Dan membutuhkan waktu 100 tahun baginya untuk memperoleh wujud manusia.

“Kau hanya tahu tidur saja,” celetuk Zhang Xu Feng. Kemudian, dia bangkit. Awalnya ia berniat meninggalkan pedang rongsokan itu. Namun setelah dipikir-pikir, ia merasa tak tega dan akhirnya membawanya bersama.

***

Menyangkut masalah pembantaian satu desa yang terjadi di kaki gunung, Sekte Taiyun mengajukan petisi untuk mengumpulkan perwakilan tiap sekte kebenaran dengan tujuan merundingkan masalah yang mereka anggap serius. Namun, setelah para perwakilan sekte berkumpul di aula pertemuan, mereka tampaknya menyepelekan masalah itu. Respon mereka tak menunjukkan tanda keseriusan dalan menanggapi hal itu. Justru mereka mengecam pertemuan itu hanya membuang-buang waktu.

Pada akhirnya, perwakilan Sekte Taiyun kembali ke sekte tanpa hasil. Mereka boleh menyepelekannya, tetapi tidak dengan Sekte Taiyun. Itulah sebabnya, turnamen yang mereka adakan sengaja dimajukan. Benar, acara turnamen yang dimajukan bertepatan pada hari ini. Para murid Sekte Taiyun pun menyambut acara dengan hati gembira, karena ini adalah kesempatan yang mereka tunggu-tunggu.

Telah berlalu beberapa murid yang berpartisipasi dalam perlombaan. Tentu saja, ada yang menang dan lebih banyak yang kalah. Kini, tiba saatnya Zhang Xu Feng yang naik ke arena perlombaan.

“Eh, lihatlah dia!”

“Bukankah itu si pecundang Zhang Xu Feng? Untuk apa mempedulikan sampah sepertinya?”

“Hei, bukan dia. Tapi lihatlah benda di tangannya itu.”

“Apaan itu? Hahaha. Bisa-bisanya dia membawa rongsokan semacam itu.”

“Hahaha. Jangan-jangan, rongsokan itu adalah alat sihirnya. Oh, ya. Bisa berkultivasi saja tidak, sekarang dia semakin mempermalukan dirinya sendiri. Alat sihir dan pemiliknya memang satu kesatuan yang sama. Sama-sama rongsokan yang tidak berguna.”

“Hahaha.”

Suara gelak tawa meremehkan terdengar menggema di telinga Zhang Xu Feng. Tatkala ia mengedarkan pandangannya ke arah mereka, yang dilihatnya hanyalah tatapan menghinakan dirinya.

BRRUKKK!!!

“Ouch,” lirih Zhang Xu Feng. Kesakitan tatkala lawannya menyerangnya secara tiba-tiba tanpa menunggu aba-aba terlebih dahulu.

Tidak adilnya, meskipun ia melanggar peraturan, wasit tetap tak mendiskualifikasinya. Akan tetapi, tetap mempersilakan peserta melanjutkan pertarungan.

“Hanya seorang pecundang rendahan. Berani sekali kau menjadi lawanku. Terima ini!!!”

“Aaaarrrgghh!”

SET!

Belum sempat Zhang Xu Feng bangkit dari posisinya, lawannya yang tak lain adalah Zhu Hao dengan sengaja menginjak punggung Zhang Xu Feng menggunakan teknik Dianxue atau juga dikenal sebagai Titik Kematian atau Menekan Titik Tekanan akupuntur sang lawan hingga tak dapat bergerak sesuai keinginan. Setelah berhasil mengendalikan Zhang Xu Feng, kemudian Zhu Hao mengangkat tubuh Zhang Xu Feng dengan perkasa, lalu melemparkannya hingga sekali lagi tubuh Zhang Xu Feng terbanting kuat dan memuntahkan banyak darah.

“Zhu Hao!”

“Zhu Hao!”

“Zhu Hao!”

Serentak para murid Sekte Taiyun menyoraki nama Zhu Hao dan mengagung-agungkan namanya. Zhu Hao semakin merasa tinggi hati ketika namanya diagung-agungkan. Tangannya melambai-lambai, percaya diri bahwa kali ini dia akan memenangkan pertarungan dengan mudah kala melihat lawannya hanyalah seorang Zhang Xu Feng.

“Pertarungan dimenangkan oleh … .”

“Tunggu dulu!” Ketika wasit hendak mencetuskan sang pemenang, wewenangnya langsung disela oleh seorang juri yang melihat Zhang Xu Feng belum menyerah.

Sudah dibuat babak belur, Zhang Xu Feng tetap tak gentar. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha bangkit bersama dengan pedang tumpul berkarat di genggamannya. Kala Zhang Xu Feng memuntahkan banyak darah, darahnya tak sengaja memercik mengenai pedang di genggamannya. Selang beberapa detik kemudian, pedang di tangan Zhang Xu Feng tiba-tiba menunjukkan reaksi tak terduga.

Seketika tubuh Zhang Xu Feng melayang di udara dan disaksikan oleh semua orang, termasuk para juri.

“Kenaikan Inti Emas?”

“Apa? Bukankah dia tidak bisa berkultivasi? Kenapa tiba-tiba bisa meningkat ke Inti Emas? Ini mustahil!”

Mereka menduga-duga bahwa Zhang Xu Feng saat ini tengah menaiki ranah kultivasi tingkat ke-4/Inti Emas (Jindan). Reflek beberapa juri bangkit dari posisinya kala menyaksikan kenaikan ranah kultivasi Zhang Xu Feng di kala lomba tengah berlangsung.

“HIAAATT!!!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status