Share

35

Ratih hanya menatap pemilik suara itu. Dia tidak sadar jika dia sudah sampai sebuah warung. Dimana banyak bapak bapak yang tengah ngopi.

"Cari pekerjaan lain atuh neng. Pasrah banget sampai memulung."

"Jangan malas Neng. Jangan takut kerja keras. Masih muda loh.",

"Atau, jadi simpanan kita saja mau atau tidak? Dijamin makan tiga kali sehari."

Dan terdengar tawa dari mereka yang ada disitu. Tangan Ratih mengepal. Dulu dia punya kuasa. Dulu tak ada satu orang pun yang berani menghinanya. Sekarang semua berubah.

"Lalu kenapa memangnya kalau aku memulung? Apakah aku merepotkan kalian? Apakah kalian memberi aku makan? Tidak kan? Jadi berhenti menghinaku? Jangan kira karena aku pemulung jadi aku tidak punya harga diri ya," bentak Ratih dengan berani

Namun perlawanannya tersebut justru membuat semua yang ada disitu tertawa.

"Heh, pemulung itu orang miskin. Orang miskin saja sok bifaravtentang harga diri. Mana pantas? Ngaca!" seru salah seorang pelanggan warung.

Hampir saja Ratih mengelak. T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status