Share

35. BALAS DENDAM

  1. BALAS DENDAM

POV UMAR

Aku masih memejamkan mata dan belum berani menatap ke arah papah. Jauh dari lubuk hati, aku merasakan sakit yang teramat sangat. Walau bagaimanapun, dia tetap orangtua yang harus dihormati dan di jaga keselamatannya, bukan sebaliknya. Aku juga bersalah dan ikut andil dalam keberanian amir untuk melesatkan timah panas ke arah papah.

Oh Tuhan, maafkan aku. Sangat sulit untuk memilih. Keadaan yang memaksa kami untuk memilih salah satu di antara mereka. Kalau saja papah tak sekejam itu, kami pasti akan menjaga seumur hidupnya. Tanpa terasa buliran bening mengalir di pipiku. Jemariku tak bisa mengusap. Mungkin mamah juga tak terima kalau kami melakukan hal ini. Percayalan, kami melakukan ini demi keadilan untuk mamah.

“Ha ... ha ... ha .... Lihat papahmu Umar, lucu sekali.” Om fajar terus tertawa.

Aku merasa terganggu dengan tertawanya. Tega sekali dia tertawa di atas penderitaanku dan adik-adikk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status