Share

Part 12

Hari ini aku sedang libur. Bang Malik ingin aku menemaninya ke kantor pemasaran rumah Belanda, di mana aku dan Aira tinggal.

Dia bilang cukup tertarik dengan area tempat ini. Atau jangan-jangan dia ingin membeli rumah, agar bisa selalu dekat denganku? Angan-angan yang ada di kepala membuatku tersenyum.

"Kenapa senyum-senyum sendiri?" Rupanya diam-diam ia memperhatikan tingkahku.

"Abang mau beli rumah?" tanyaku girang.

"Hem," gumamnya, membenarkan ucapanku.

"Lihat-lihat dulu. Siapa tau cocok."

"Rumahnya bagus kok, Bang. Chaca dan Aira betah tinggal di sini."

"O, ya? Nggak mau pindah?" Sepertinya Malik sedang menyindirku atas permintaan Mamanya tempo hari.

"Apaan sih," jawabku, sambil mendorong pelan tubuhnya.

Namun di dalam hati aku penasaran, seberapa banyak uang yang dimilikinya sampai bisa langsung membeli rumah dengan tiba-tiba seperti ini. Apa dia akan mewarisi semua harta warisan keluarga Bu Sam?

Bukannya Bu Sam juga punya anak laki laki, yang pasti akan menjadi pewaris sah s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status