Share

Part 92

Aku terkejut, kala melihat wajahnya yang kini tepat berada di depanku. Menatapku dengan sedikit senyuman penuh harapan.

Seketika aku mundur dan bangkit dari sisi ranjang. Merasa malu dengan apa yang baru saja aku ungkapkan.

Apakah aku terkesan agresif, atau.. murahan?

Ish.. entah seperti apa wajahku kali ini. Mungkin sudah memerah dan terlihat memalukan. Aku mundur dan melangkah, bermaksud untuk pergi dan meninggalkannya. Namun dengan sigap tangan ini tertangkap dan ditarik lagi olehnya.

"Mau kabur ke mana lagi, ha? Hayo, tanggung jawab. Barusan ngomong apa?"

"Eh? Emang Chaca ngomong apa?" Aku pura-pura bodoh, sambil mengalihkan pandangan ke sembarang arah.

"Jadi, kita nikah?"

Eh? Apa ini? Sebuah lamaran? Beginikah rasanya? Jantungku kembali berdegup tak menentu. Terdengarkah sampai ke telinganya?

"Menikah? Kenapa secepat ini?" tanyaku gugup.

"Karena Abang tidak ingin kehilangan kamu lagi."

"Tapi... "

"Tadi kamu bilang sudah siap, jangan lagi mengingkari janji," protesnya sebel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status