Dengan tubuh menggigil dan ketakutan karena ditinggalkan, Natasha melakukan hal nekat dengan memeluk kaki Ducan di depan umum, tidak peduli citranya menjadi rusak. "Aku hamil dan ini anak kamu, dia butuh kamu. Kenapa kamu tidak peduli pada anak ini? Kenapa mengabaikan kami, ibu dan anak?"Ducan memijat keningnya. "Berhenti, jangan merusak nama baik aku!"Sena tersenyum sinis. Memang begitu sifat Ducan, tidak peduli nama baik orang lain tercoreng dan hanya memikirkan diri sendiri."Tolong, jangan buang aku."Tolong, jangan buang aku."Aku sangat mencintai kamu."Aku sangat mencintai kamu."Bukankah kita sudah menikah?"Bukankah kita sudah menikah?Perkataan menyedihkan Natasha sama dengan apa yang ada di dalam pikiran Sena, tanpa sengaja dia menjatuhkan buket bunga dan menutup mulut dengan kedua tangannya yang gemetar.Ducan dan Natasha sontak menoleh.Ducan terkejut melihat Sena bisa berdiri di samping ayahnya. "Sena?" Tanyanya untuk memastikan.Natasha cepat-cepat berdiri, dia sudah
Sena melarikan diri dari Adrian dan tidak sengaja menabrak Ducan yang hendak masuk ke dalam kamarnya."Apakah mata kamu buta?"Sena tertawa ironi. Berhasil kabur dari Adrian, sekarang malah terjebak dengan pria mesum."Kenapa kamu tertawa? Apakah kamu sudah gila sekarang?"Sena berhenti tertawa lalu menatap lurus Adrian. "Memangnya ada aturan dilarang tertawa di rumah ini? Atau memang ada peraturan baru yang tidak aku ketahui?"Ducan mengangguk paham. "Kamu memang sudah gila sekarang, aku sudah menikah dengan orang gila.""Aku juga memiliki pemikiran yang sama, bukankah pada akhirnya kita cocok?"Ducan terkejut dengan jawaban frontal Sena lalu menyeringai. "Pada akhirnya kamu memutuskan bertekuk lutut di hadapanku?"Sena memutar kedua matanya dengan malas. "Apakah yang ada di pikiran kamu hanya mesum saja?"Setelah beberapa kali mengulang kehidupannya dengan cara bunuh diri yang berbeda, Sena tidak suka melihat sorot mata mesum pria, terutama suaminya sendiri. "Tugas seorang wanita a
Dokter wanita datang dan memeriksa tubuh Sena malam itu juga, ada beberapa bekas pukulan Ducan sehingga membuat dirinya tidak bisa masuk kerja. Kepala pelayan bergegas melapor ke ayah Ducan dan Adrian yang sudah di sisi ayah Ducan memasang raut wajah datar.Ayah Ducan menghela napas. "Jika orang luar tahu Ducan menganiaya Sena, akan menimbulkan kegemparan. Apakah lukanya terlihat?"Adrian melirik sekilas ayah Ducan yang jauh mengkhawatirkan reputasi Ducan. "Tidak, untungnya. Saya melihat sendiri."Ayah Ducan menyerahkan dokumen ke Adrian. "Aku ingin istirahat cepat, aku jadi tidak mood bekerja. Tolong serahkan semua dokumen ini besok pagi lagi. Kamu juga bisa menginap di rumah untuk menghemat waktu dan tenaga.""Baik, tuan besar." Kata Adrian sambil menerima dokumen dari ayah Ducan.Adrian berjalan mengikuti kepala pelayan. Setelah menutup pintu, Adrian bicara ke kepala pelayan. "Saya akan menginap di sini, tapi- apakah tuan muda ada di rumah?"Kepala pelayan menghela napas. Semua
Sena mendengar cerita Adrian di taman bersama dua pelayan yang menemani dengan jarak yang tidak jauh atau juga tidak dekat sehingga tidak menguping percakapan dan terkejut ketika ayah mertuanya memberikan sejumlah uang ke Natasha."Tuan besar sengaja mengatakan di depan umum dengan tidak memberikan kompensasi di dua pilihan mana pun supaya tidak ada lagi kejadian yang sama meskipun saat ini tuan muda sudah memiliki kekasih lain."Perjalanan cinta Ducan, anak dari salah satu orang terkaya di Indonesia memang menarik perhatian banyak orang. Selain tampan, cara bicara dan sifatnya yang humble juga menarik perhatian. "Tidak heran," sahut Sena.Sejak Adrian dan Sena melakukan hubungan intim untuk melegalkan perjanjian mereka, pria itu sudah mulai berani duduk berhadapan dengannya di taman saat istirahat. Sena tidak bisa kembali ke kantor setelah kasus yang dibuat Natasha, ayah Ducan pun melarang dirinya kembali sebelum audit selesai sementara ayah mertuanya memilih kerja di rumah, meskip
Hati Sena sudah mati untuk Ducan, setiap kali memikirkan kebodohan untuk mengharapkan cinta Ducan, dia hampir menangis.Adrian yang mendengar cerita dari kepala pelayan, diam-diam menyelinap ke dalam kamar dan menghiburnya sementara kepala pelayan melapor ke ayah Ducan di kamar.Ayah Ducan menghela napas, merasa dirinya sudah semakin menua. "Anak zaman sekarang sudah mulai berani, dosa pun mereka tidak peduli. Yang terpenting adalah kesenangan hidup."Kepala pelayan tidak bisa berkomentar banyak."Rasanya aku sudah mulai lelah menghadapi Ducan.""Tuan besar.""Terakhir kali Ducan memukul Sena, aku tidak ikut campur lalu sekarang dia menyuruh wanita lain mengambil pakaiannya? Apa yang ada di otak anak itu? Menyiksa psikologi Sena?"Kepala pelayan merasa bersalah karena terlihat jelas membela Ducan, padahal Sena menjadi korban. Hanya saja, Sena juga membalas Ducan dan tidak meredam emosi sang suami, sontak kepala pelayan menyalahkan Sena karena tidak bisa mengambil hati Ducan."Kamu bis
Natasha berada di dalam mobil dengan sopir milik keluarga Emrick sambil menangis dan menyentuh perutnya. Dia akan kehilangan bayi ini dan tidak bisa mempertahankannya.Ducan dan ayahnya lebih suka melihat Natasha melakukan aborsi daripada melihat anak di dalam perutnya tumbuh."Maafkan ibu, nak. Seandainya ibu tidak bertemu dengan wanita itu atau tidak menyakiti Sena, mungkin kamu bisa tumbuh sehat."Nasi sudah menjadi bubur, Natasha hanya bisa meratapi kebodohannya.Natasha menangis keras di dalam mobil, sopir melihat dari cermin tengah dan memberikan nasehat. "Anggap saja sebagai pembelajaran di masa depan untuk tidak menyentuh suami orang."Natasha membantah. "Bagaimana aku menjauh sementara yang melakukannya bos sendiri? Aku tidak mau dipecat!""Yakin tidak mau dipecat atau tidak ingin kehilangan sumber kekayaan?"Natasha terdiam."Yang dikatakan tuan besar benar, anda harus menggugurkan bayi itu."Natasha tertawa mengejek. "Aborsi anak merupakan perbuatan dosa, apakah si tua bang
Natasha terbangun dan melihat seorang perawat tersenyum kepada dirinya. "Anda sudah bangun?"Natasha hendak bangun tapi ditahan oleh perawat itu. "Jangan bangun sekarang, anda baru saja keguguran."Natasha terperanjat. "A- apa? Bilang sekali lagi, kenapa dengan bayiku? Anakku?""Anda keguguran."Natasha menggeleng lalu berteriak histeris. Dia kehilangan anak, masa depan, suami dan juga kekayaan. Kenapa- kenapa-"BOHONG! BOHONG!" teriaknya dengan histeris.Perawat menekan bel panggilan dan tersenyum sedih. "Yang tenang ya, sudah kuasa Tuhan.""Kuasa Tuhan?!" jerit Natasha dengan histeris. "KUASA TUHAN UNTUK MEMBUAT AKU MISKIN?!"Hari itu tidak ada yang menghentikan histeria Natasha. Dia tidak terima dengan kematian anaknya begitu saja, dia sudah lupa bahwa dia kecelakaan saat melakukan perjalanan untuk aborsi anaknya.Dua hari kemudian, Natasha menemui Sena di tempat kerja dan menarik rambutnya di depan umum. "GARA-GARA KAMU AKU KEHILANGAN ANAK! JALANG GILA!" teriak Natasha.Sena yan
Natasha bangun siang dengan hati berbunga-bunga, keluarga Ducan pasti akan menemui dirinya dan memberikan kompensasi yang banyak, setelah membaca semua unggahan dirinya di media sosial. Jika mereka ingin membungkam dirinya, cukup netizen yang bergerak. Semua orang tahu bahwa dirinya sedang berseteru dengan keluarga Emrick yang kaya dan hebat.Natasha tersenyum bahagia dan langsung melihat cermin satu badan, memutar tubuh seperti putri. Memperhatikan dirinya masih cantik, pasca keguguran. "Aku cantik, menarik. Tinggal mendapatkan uang kemana pun, tidak. Aku juga bisa menjadi simpanan untuk pria lain, pria kaya bukan hanya Ducan.Natasha keluar kamar dengan bernyanyi kecil, lalu terkejut ketika melihat seseorang sudah duduk di kamar tamu dengan pintu tertutup, dia menjatuhkan handuk dan peralatan mandinya. "Siapa kalian?" tanyanya dengan jantung berdetak. "Apakah kalian suruhan Ducan?"Adrian yang sedari tadi duduk, bangkit dari kursi dan menatap dingin Natasha. "Nyonya, apakah anda sed