Share

Alasan Kemana Perginya

“Astaga mama, aku kira masalahnya besar,” Daza merasa keheranan sampai hanya bisa memijak batang hidungnya tersebut.

“Apa katamu? Kamu kira ini masalah kecil?!” mama memekik memarahinya.

“Ma. Isi dari ruangan itu hak dan milikku, jadi aku bebas mau kuapakan barang-barang di dalam sana. Memang apa hubungannya Lavendra dengan ruangan itu? Dia juga baru tahu, kan?” Daza menjelaskan dari sudut pandangnya.

Mama memukul lengan Daza yang menganggap enteng apa yang barusan dikatakannya. Seorang pria yang dikira mengerti bagaimana perasaan wanita ternyata tidak ada bedanya sama sekali. Bahkan dia lebih buruk daripada apa pun.

“Bodoh! Bodoh!” Berkali-kali mamanya memukul setiap kali kata keluar dari dalam mulutnya.

“Wanita itu tidak suka tidak dilibatkan dalam urusan orang yang dicintainya! Dia itu maunya dianggap! Kalau kamu memutuskan tanpa mengatakannya kepadanya, itu sama saja kamu menganggapnya tidak ada!”

“Tapi aku masih tetap bersamanya. Aku masih mempedulikannya, dan aku masih berusaha u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status