SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 29.PoV Author"Aku merindukanmu, Van," kata Prabu menatap manik mata Vania. Wanita itu mencibir penuh arti dengan tingkah laki-laki yang sebentar lagi akan jadi mantan suaminya itu."Nggak usah banyak omong, Mas. Apa maumu kesini?" tanya Vania ketus, Prabu membuang napas kasarnya."Kamu sepertinya dekat sekali dengan Auriga. Van, apakah laki-laki itu sekarang yang ada di hatimu," ujar Prabu yang melengos duduk begitu saja di kursi teras mereka."Bukan urusanmu juga kali, pikirkan saja gundik sialan mu itu. Ngapain kamu disini. Bukankah seharusnya kau bersama nya di saat kau sudah menikah dengannya!" kata Vania mendengkus pada Prabu. Laki-laki itu tampak nelangsa seperti ada tekanan berat dalam hidupnya."Karena dirimu yang mengacau di pernikahanku. Aku dan Marsya
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 30.PoV VaniaAku benar-benar gak tahu apa yang terjadi. Yang pasti sekujur tubuhku sakit. Rasanya begitu perih. Sekelebat ingatan malam tadi hanya samar teringat olehku."Ternyata kamu makin rapet ya. Kamu melakukan segala hal ya buat aku, sayang. Kamu cantik banget, kulitmu halus dan mulus. Nyesal aku selingkuh," ujar Mas Prabu. Ingatan tadi malam kembali, Ya Tuhan rasanya aku bagai dipukul palu berukuran besar. Dosa apa aku hingga dihinakan sedemikian rupa olehnya.Jika dulu aku memang ingin dia memberiku nafkah batin namun sekarang aku bahkan jijik olehnya. Mengapa ada laki-laki sejahat dia. Sekarang hidupku sudah hancur ditangannya. Aku sudah di nodai nya seperti ini. Sekujur tubuhku sakit karena dia tidak hanya sekali melakukan itu melainkan berkali-kali.Aku terbangun denga
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 31."Van, aku sayang sama kamu kalau gini. Mau lagi ...""Prabu ...""Iya, Van ...""Prabu ...""Iya, sayangku.""Heh ... Dasar anak gak tahu diri. Bangun udah siang. Banguuunnn!" Bu Arum membentak Prabu yang masih tertidur, Prabu terkejut menerima bentakan dari Ibunya. Dia perlahan membuka mata dan tangan Ibunya sudah digenggam Prabu, serta merta dia melepas secara kasar."Ibu. Ada apa sih, ganggu orang tidur aja," kata Prabu kesal dengan wajah cemberutnya. Bu Arum merasa kesal dan menyentil kepala anak nya itu."Prabu, kamu gak ngampus?""Nggak Bu, aku sekarang gak ada jabatan dan hanya dosen biasa. Hari ini gak ada jam," kata Prabu mendumel dan kembali lagi ke kasurnya."Heh, lagian kamu ngapain sih manggil-manggil nama Vania. Pake bilang sayang. Gila
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 32."Mas, jadi bagaimana rencana pernikahan kita. Semua gara-gara Vania, kamu harus tegas sama dia Mas." Ucap Marsya saat dia dan Prabu sedang menikmati makan malam bersama. Namun Prabu hanya diam saja memikirkan sesuatu yang lain."Mas, kamu kok gak ada tanggapan sih. Jadi bagaimana selanjutnya." Marsya bertanya pada Prabu namun dia kembali diabaikan. Akhirnya karena merasa kesal Marsya membanting sendok dan garpu."Mas, kamu dengerin aku gak sih," kata Marsya kesal karena dia diabaikan terus, dan Prabu tersentak mendengar perkataan Marsya."Iya, Van," katanya secara tak sadar, Marsya mengerutkan dahi mendengar ucapan Prabu, emosinya sudah kian tersulut."Apa? Van. Maksud kamu Vania. Jadi dari tadi kamu mikirin si Vania, Mas. Apa maksud kamu mikirin dia. Jawab aku Mas." Mar
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 33."Kamu ngapain masih disini, Mas? Sekarang kamu pulang, aku gak mau dan gak butuh kamu disini, Mas," ucapku padanya saat dia masih duduk di kursi rumah sakit. Mas Prabu masih setia diluar ruangan privat anakku. Entah apa yang membawanya kesini, atau dia sengaja memata-matai aku disini."Van, siapa lagi laki-laki yang kau harapkan untuk membantumu, Auriga. Gitu, Iya Van. Dia bukan ayah dari Fauzan. Kau suka atau tidak, tetap akulah ayah kandungnya dan kau tak bisa pisahkan aku dari anakku!" balas Mas Prabu cepat. Aku mendengkus kesal kearahnya, dia sengaja mencari-cari persoalan agar bisa tetap berada di dekatku."Sadarlah, Mas. Sebentar lagi kita berpisah. Terserah aku mau dekat dengan siapapun. Kalau memang Auriga yang ku harapkan karena sekarang cuma dia laki-laki yang mengerti aku. Aku tak perlu menjelaskan lebih ke kamu karena kita suda
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 34.PoV Author"Vania, Ya Allah. Kamu kenapa sayang." Farah sang kakak terlihat bingung menyaksikan adiknya lemas tak sadarkan diri. Dari awal kedatangannya wajah Vania memang sudah pucat, mungkin dia kelelahan atau kurang tidur. Anaknya sakit dan Vania yang dengan segudang kesibukan harus juga menjaga anak, itulah mungkin penyebab dia begitu lemah.Dengan gesit Prabu dan Auriga berniat menolong wanita itu. Auriga, perasaannya tak terbendung. Entah sejak kapan dia menyukai Vania. Akal sehatnya sudah mengalahkan perasaannya.Love is blind,agaknya tepat buat Auriga. Dia gak peduli sama sekali kalau Vania hanya wanita yang sebentar lagi akan menjadi janda, sementara dia sendiri masih perjaka. Saat kuliah dulu, dimana mereka sering menghabiskan waktu di perpustakaan untuk membaca buku, Vania akan membaca novel sem
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 35.**PoV VaniaPerkataan suster barusan bagaikan pukulan telak untukku, bagaimana tidak. Aku hamil, benar aku hamil dan ini adalah anak laki-laki yang sekarang begitu sangat ku benci.Allah, cobaan apa ini. Mengapa begitu besar. Mengapa harus aku hamil lagi, anakku baru berjalan delapan bulan dan gara-gara perbuatan bejat laki-laki itu, aku harus menanggung resiko besar seperti ini."Suster, pasti salah kan. Tidak mungkin saya hamil. Saya tidak mau hamil, anak saya baru mau delapan bulan," kataku dengan suara parau ke suster yang memeriksaku itu. Suster nampak berkerut dahinya melihatku. Dia kemudian memberikan seulas senyum."Biasa, Bu. Ibu pasti tidak pakai kontrasepsi sehingga bisa saja hamil. Tidak masalah, Bu. Banyak wanita yang anak baru tiga bulan namun s
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 36.PoV Author"Vania, lancang kamu!" Marsya datang dan secara tiba-tiba menyerang Vania. Wanita itu shock menerima perlakuan Marsya yang garang. Tentu saja Vania tidak tinggal diam. Dia melayangkan tinjunya ke Marsya. Adu fisik itu terhenti karena warga merelai perkelahian mereka."Apa yang kau lakukan padaku, wanita sinting. Berani sekali kamu mengikuti aku sampai kesini!" balas Vania, sepulang dari kampus Vania berniat pergi ke toko. Dia mampir sebentar untuk membeli susu buat anaknya, disaat seperti itulah Marsya menyerangnya."Mengapa Mas Prabu tidak mau menikahi ku. Mengapa kau menjadi benalu dalam hubunganku. Aku dengar kau hamil anak calon suamiku. Apa yang kau mau sebenarnya Vania?"Vania hanya tertawa getir mendengar ucapan Marsya. Bisa-bisanya dia disalahkan dalam hal i