Share

Part 26

Pak Narso memandang kepergian Bintang dengan senyum satu sudut. Rupanya, kepergian Bintang dari Desa Karanglor belum juga membuatnya puas. Entah mengapa, semenjak interaksi keduanya di pemakaman Pak Duki waktu itu, Pak Narso merasa, Bintang telah mempermalukan dirinya di depan Pak Haji Imran dan orang-orang yang melihat perdebatan mereka.

Laki-laki itu pun menatap kertas undangan sederhana di tangannya sambil bergumam lirih," Terima kasih Mas Bintang sudah mengundang." Setelah itu, dia meremas kertas undangan tersebut dan melemparkannya ke sembarang arah.

Pak Narso sudahmemutuskan, tidak mungkin datang ke rumah orang yang membuatnya menjadi pecundang. Padahal selama ini Bintang tidak pernah mengusik kehidupannya. Hanya rasa sirik dan dengkilah yang telah membutakan hati laki-laki tersebut.

Tanpa berlama-lama di teras, Pak Narso segera memasuki rumahnya dan kembali mengunci rapat pintu kayu rumah sederhana itu.

*

Di tempat lain...

Nur telah membulatkan tekad untuk bekerja paruh waktu d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status