Share

Part 34

"Nuraini, anakku..." gumam laki-laki itu dengan perasaan kalut.

Laki-laki di depannya mengangguk tegas, dalam hati dia tertawa puas. Memanfaatkan orang bodoh yang berambisi kaya raya memang tidak terlalu sulit. Dengan menjadikan Nur sebagai tumbal maka dirinya sendiri tidak perlu repot-repot mencari tumbal untuk sesembahannya sendiri. Soal ilmu dompleng dan memanfaatkan keadaan adalah keahliannya. Sangat licik.

"Tapi Pak, apa nggak ada solusi lain?" tanya laki-laki berbadan ceking itu lirih.

Sungguh, inilah yang dinamakan makan buah simalakama. Maju kena, mundur juga kena. Laki-laki di depannya memberikan reaksi gelengan kepala. Pertanda tak ingin dibantah.

"Aku nggak tega menjadikan anakku sendiri sebagai tumbal, Pak. Walaupun Nur nggak setuju aku mencari pesugihan, tapi semua ini demi dirinya juga. Dia anakku satu-satunya, Pak," ucapnya dengan bergetar.

Membayangkan nyawa anaknya yang akan ditukar dengan harta kekayaan suatu hal yang berat. Walaupun nantinya harta itu yang akan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status