Share

Part 42

Semenjak pertemuan di rumah Bintang waktu itu, Nur lebih membatasi diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Gadis itu lebih sering menyibukkan diri di sekolah dan di toko. Kemudian, malamnya memilih berdiam di rumah bersama neneknya. Jika bepergian, paling hanya ke masjid yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Berbeda dengan Farrel yang notabene memiliki banyak teman. Latihan, nongkrong, dan mengendarai motor dari satu tempat ke tempat lain adalah hobi mereka.

"Rel, kamu sering ketemu Nur, nggak?" tanya pemuda seumurannya yang memang menaruh hati pada Nur.

Farrel hanya mengangkat bahunya tak acuh. "Kalau pengin ketemu Nur, ya sana, ke tokonya Bu Asih. Siang sampai sebelum Maghrib. Dia kerja di sana." Farrel memberitahu.

Sontak mata sipit Banu berbinar ceria. "Boleh nggak ya, kalau seandainya aku ngajak Nur ke danau hari Minggu? Tapi...," Banu menghentikan kalimatnya ragu.

"Tapi apa?" tanya Farrel mulai ingin tahu.

Banu menarik napas sebentar kemudian berucap pesimis. "Pak Narso kan k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status