Share

Part 43

Farrel tersenyum satu sudut melihat kepanikan di wajah Pak Narso. Laki-laki tua dengan rambut memutih itu pun segera bangkit dan berusaha menghindari kontak mata dengan Farrel.

Farrel tidak menyerah. Dia mengikuti gerak gerik makhluk kecil yang menempel pada pemiliknya. Aksi aneh Farrel itu pun menjadi pusat perhatian para pengunjung warung.

"Bagaimana Pakdhe Narso? Masih terus-menerus memfitnah bapakku dan Pak Bintang?" tanyanya sekali lagi. Namun, pandangan pemuda berambut biru itu tak beralih dari peliharaan Pak Narso.

Pak Narso mengusap keringat dingin di dahinya. "Rel, kamu itu bicara apa? Aku nggak fitnah bapakmu. Aku hanya mengatakan apa yang aku dengar, Rel. Kalau nggak, ya sudah. Orang-orang kan seringkali bicara begitu, to?" dalihnya.

Farrel tersenyum sinis. "Dasar munafik!" desisnya sembari melangkah menuju ke motornya.

"Ada apa to, Kang? Kok sepertinya Farrel marah banget?" tanya salah satu di antara mereka.

Pak Narso menggeleng seolah tidak mengetahui apa pun. "Ya nggak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status