Share

Part 49

"Maaf, Pak, Buk."

Pak Haji Imran dan Bu Halimah kehabisan kata-kata. Keduanya menatap Farrel dengan tatapan kecewa, marah, dan sedih. Kejujuran dari sang anak jelas menamparnya. Bagaimana tidak? Pak Haji Imran dan Bu Halimah orang yang sangat dihormati sebagai pasangan yang paham agama.

Pengakuan Farrel yang terlibat kejahatan dengan cara memberikan ide pada Sigit, menyewa preman untuk memperkosa Karina, terasa seperti bom meledak di dekat telinga keduanya.

Telapak tangan Pak Haji Imran terkepal kuat di atas meja. Farrel, si pemuda nyentrik dengan ciri khas rambut biru, dengan kedua anting kecil terpasang di telinganya itu, menunduk dalam.

Di depan musuhnya dia garang. Di tengah gengnya dia disegani. Namun, sekarang di hadapan orang tuanya tak lebih dari anak ayam yang bertemu musang pemangsa. Nyalinya langsung ciut. Hanya ekor matanya melirik gerak-gerik sang ayah.

Farrel berucap sangat lirih, "Maaf, Pak." Hanya kata itu yang berani dia ucapkan.

Bu Halimah memijit kening. "Astaghfiru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status