Share

MISI BESAR DIMULAI

Senyum Inara mengembang melepas kepergian madunya tersebut. Jangan bilang dia tidak merasa miris. Dia hanya mencoba menepis kesakitan itu dan berkhayal, kalau rencananya akan berjalan mulus. Keperihan yang ia alami saat ini akan berbuah manis nantinya.

Sesaat setelah memastikan, kalau mobil mereka tak akan kembali, Inara bergegas membuka pintu rumah itu lagi dan masuk ke kamar Aina langsung. Akibat terburu-buru, jadilah pintu bilik itu ternganga. Katakanlah Inara sebagai maling saat ini. Namun, bukankah yang mengajaknya seperti ini adalah Aina duluan? Kalau perempuan itu berhasil mencuri suami Inara, maka Inara cukup mengambil selembar kertas yang terselip di laci bagian paling bawah punya Aina.

"Ah, ini dia! Untung kamu nggak susah dicari," batin Inara.

Dipegangnya sesuatu yang berharga itu, kemudian mendekapnya di dada. Inara segera ngacir ke tempat semula.

"Pak, tolong jaga kunci rumah Aina. Nanti Bapak kasih ke mereka, ya, karena saya mau pergi." Inara berpesan kepada satpam rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status