Share

PENDERITAAN SEMAKIN BERTAMBAH

Angga baru saja memasuki rumah dalam keadaan acak adul. Seragam mengajarnya keluar dari celana. Kera lehernya terangkat, persis seperti pakaian ala-ala drakula. Matanya memerah disertai dengus napas banter. Angga terseok-seok, lalu membanting tasnya ke lantai, sampai mendarat di bawah kaki seseorang.

"Mas, kenapa sudah pulang? Aku bahkan belum pergi ke kampus." Ruby mendapati Angga menyandarkan badan pada tembok rumah.

Sejenak memejamkan netra. Angga menoleh ke arah adik bungsu, lalu bertanya, "Ke mana Ibu dan Aina?"

"Di kamar masing-masing."

"Panggil!" titahnya.

Mungkin saat ini Ruby merasa aneh dengan seruan tersebut, kemudian tentang abangnya yang pulang sebelum jam kerja usai. Bahkan, ini masih pukul sepuluh.

"Kok cepet banget, Angga?" Kali ini vokal Bu Dila yang terdengar.

Aina menyusul dari belakang. Pelan-pelan menepis jarak dengan keluarga suaminya.

"Kenapa, Mas? Kamu kenapa?" Feeling seorang istri jarang meleset.

"Duduk dulu!" perintahnya.

Bulu kuduknya meremang. Secara b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status