Share

Part 25

“Pramudya ....”

Suara Bu Ocha memanggil dari balik punggungnya. Seakan suara itu hanya hembusan angin, Pram tak menggubris sama sekali. Dengan menyandarkan punggung pada dinding dan duduk melipat kaki dengan lutut yang menopang kedua lengan, wajahnya lurus menghadapi undangan berwarna biru di tangan.

“Pram, tadi Ibu ketemu Hani di depan gang, lagi nunggu kendaraan. Tapi mukanya sembab gitu, kayak abis nangis. Dia baru dari sini?” cecar Bu Ocha sembari menempatkan duduknya persis di hadapan Pram dengan raut yang menggambarkan rasa keingintahuan yang mendalam.

Namun, pria itu tak menjawab. Tetap diam sambil membolak-balik lembar demi lembar buklet undangan itu dengan gerakan lesu. Bola matanya tak bergerak dan kosong, seakan dirinya berada di dimensi lain.

Bu Ocha jelas melihat sikap Pram yang asing itu, hingga rasa penasarannya pun tak terbendung lagi. Benaknya sudah menebak ada sesuatu yang memanas tengah terjadi di antara dua oran

vivi vanila

Good morning. update gak tentu jamnya ya, yang pasti setiap hari. jangan lupa yang belum subscribe tekan masukan ke rak pustakanya ya. review dan rate bintang limanya. kritik dan saran juga di persilahkan. terima kasih. happy reading

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status