Share

Labirin Kebuntuan

“Petunjuk?” Kening Hana berkerut. Ia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi beberapa sebelum kepergiannya keluar negeri.

Dan detik itu juga, ingatannya memutar ulang kejadian itu.

Malam itu Hana keluar dari kamarnya dengan bingung. Ayahnya yang biasanya sudah pulang dari bekerja di restoran belum terlihat. Rumahnya yang terletak di lantai dua itu terlihat lengang.

“Hana!” Ayahnya muncul bersamaan dengan pintu yang terbuka. Ia terlingat terengah.

Hana menyambut ayahnya dan segera mengambil alih dua kantong belanjaan dari tangan ayahnya. “Ayah sibuk banget ya?”

“Lumayan.” Ayah Hana duduk di sofa.

Lalu, Hana ikut duduk bersamanya. “Gimana kalau Hana bantuin kerja di restorannya, Ayah?”

“Nggak! Nggak usah!” Ayah Hana menggeleng dengan cepat.

“Hana ‘kan belajar mandiri, jadi sebagian waktunya bisa buat bantuin Ayah.” Hana bersikeras.

Ayahnya tetap menggeleng ketika Hana menyodorkan air putih ke arahnya. “Setelah pendaftaran melalui sekolahmu dibatalkan, ini kesempatan terakhirmu, belaja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status