Share

Tak Ada Celah

“Pucat?” Zan menyeringai sinis. “Kenapa wajahmu mendadak pucat, Henry?”

Henry menghela napas dalam. Ia menahan diri dengan keras agar apa yang bergejolak di hatinya tak tergambar di jelas pada gerak-geriknya. “Saya sangat terkejut dengan pertanyaan itu, Bos.”

“Terkejut?” Zan terkekeh geli. “Bukankah di dunia kita pertanyaan seperti itu sudah biasa?” Suaranya terdengar mengejek.

Henry mengangguk tanpa ragu. “Saya terkejut karena seperti dimintai persetujuan pembunuhan.”

“Ah!” Zan geram. Ia merasa Max benar, lawan bicaranya itu kini pandai berkelit. “Ini berhubungan dengan orang yang mungkin Kamu kenal. Aku nggak ingin melenyapkannya tanpa persetujuanmu.” Ia mengedikan bahu dengan santai.

Henry kembali menghela napas dalam. “Bos, saya memang pernah melakukan kesalahan beberapa waktu lalu, tapi saat ini saya sama sekali nggak ingin melakukan kesalahan yang lebih fatal, termasuk menyetujui sebuah rencana pembunuhan.”

“Bukan karena ia seseorang yang mungkin dekat denganmu?” Zan mengepalkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status