Share

Malaikat Maut

Saat itu mereka berada di bagian dalam yang sedikit terbuka. Tak ada penghalang. Tak ada pilar, tembok, atau alat yang bisa dipakai untuk berlindung. Sudah tak ada tempat yang bisa membuat Maia menghindar. Sang wali malaikat pembawa maut hanya berjarak lima meter di depannya. Mengacung senjata dengan kemungkinan terkena sebesar 99,99 persen alias hanya idiot yang tidak bisa mengenai sasaran dalam jarak sedekat itu.

“Ini salam dari Nikolai,” katanya, dingin. “Dan ia tetap mengejarmu dari dalam kuburnya.”

Maia memejam mata. Tahu bahwa maut sebentar lagi datang menjemput. Seketika, ia pasrah. Siap menghadap Sang Ilahi jika memang itu adalah waktunya.

Dan dentuman pistol pun terdengar. Nyaring. Membahana memenuhi ruang gedung yang kosong. Suara membahana yang disusul dengan suara sosok yang terjatuh.

*

Malam mulai menyelimuti Jakarta ketika mobil

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status